Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Banjir Kalsel, Bareskrim Bakal Periksa Korporasi Tertentu

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
26/1/2021 10:34
Banjir Kalsel, Bareskrim Bakal Periksa Korporasi Tertentu
Warga melihat kondisi sebuah mobil yang rusak akibat banjir bandang di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.( ANTARA FOTO/Bayu Pratama)

BARESKRIM Polri bakal melanjutkan penyelidikan terkait banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) beberapa waktu silam. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono mengatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap Dinas ataupun sejumlah korporasi tertentu.

"(Pemeriksaan saksi) Itu lanjutnya nanti akan dilakukan tindakan lanjut oleh Bareskrim," ujar  Rusdi, Senin (25/1).

Dari hasil penyelidikan Bareskrim, sejauh ini banjir terjadi dikarenakan faktor cuaca yang ekstrim. Rusdi menjelaskan banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi. Tak hanya itu, banjir juga dipicu gelombang laut yang cukup tinggi sehingga berpengaruh terhadap arus balik ke daratan. Namun, kesimpulan tersebut masih bersifat sementara. Rencananya, Direktorat Tindak Pidana Tertentu akan mendalami penyebab banjir di Kalimantan Selatan.

"Untuk sementara yang diterima Bareskrim pada saat itu curah hujan sangat tinggi," pungkasnya.

Sebelumnya, hampir 10 Kabupaten/Kota ikut tenggelam lantaran banjir menerjang Kalimantan Selatan. Rusdi mengatakan Bareskrim telah turun ke lapangan untuk menyelidiki penyebab banjir di Kalimantan Selatan. Rusdi mengatakan tim telah turun dan sementara disimpulkan penyebab banjir adalah tingginya curah hujan.

"Bareskrim sudah turun tim, ternyata memang kenapa banjirnya itu karena memang faktor curah hujan saat itu sangat tinggi dari BMKG di sana," kata Rusdi.

baca juga: Dampak Banjir, Sejumlah Desa di Pegunungan Meratus Hancur

Selain itu, Rusdi mengatakan Bareskrim juga telah mengecek ke Syahbandar atau kepala pelabuhan setempat. Diketahui, pada saat itu gelombang laut pasang mencapai dua setengah meter.

"Memang pada saat itu tinggi gelombang sangat tinggi antara dua sampai dua setengah meter sehingga itu berpengaruh terhadap arus balik ke daratan. Ini sementara hasil turun lapangan dari Bareskrim," kata Rusdi.

Di sisi lain, Greenpeace Indonesia menduga banjir Kalsel disebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) telah kehilangan sekitar 304.225 hektar tutupan hutan sepanjang 2001-2019. Pasalnya, sebagian besar sudah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya