BANJIR lahar dingin terjadi pada alur daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu dari puncak Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Rabu (30/12). Banjir ini dipicu oleh hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Lumajang. Khususnya puncak gunung.
Peristiwa tersebut terpantau dari pos pengamatan Gunung api Semeru yang berada di Gunung Sawur, Dusun Poncokusumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, pada pukul 09.39 WIB. Di samping banjir lahar hujan, pos pemantauan juga memantau terjadinya awan panas guguran dengan jarak luncur 3,5 km menuju alur Sungai Curah Koboan yang berada di wilayah Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Adapun koronologis terjadiya banjir lahar Gunung Semeru seperri dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Lumajang disebutkan bahwa pada Rabu (30/12) pukul 09.39 WIB sebagian wilayah Lumajang terutama puncak Gunung Semeru terjadi hujan sedang hingga lebat yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar pada alur DAS Curah Koboan, Desa Supiturang dan terekam di seismograf pos pemantauan Gunung Sawur dengan getaran 5 mm. Kemudian terjadi banjir lahar dingin pada pukul 09.50 WIB dan terekam di seismograf dengan getaran 15 mm sehingga terjadi peningkatan debit air di alur DAS Curah Koboan, DAS Rejali Bondeli dan DeAS Regoyo.
Pada pukul 11.11 WIB, banjir lahar dingin kembali terekam di seismograf dengan getaran 23 mm disertai awan panas guguran (APG) jarak luncur 3,5 km menuju Sungai Curah Koboan, Desa Supiturang.
Dan pada pukul 11.30 WIB terjadi dari puncak Semeru menuju DAS Curah Koboan Desa Supiturang dan pada saat melintasi DAS Rejali Bondeli tepatnya di areal tambang Panca Karya Abadi Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Banjir lahar menerjang salah satu warung yang terbuat dari bambu milik warga setempat hingga rusak dan terbawa arus air.
Satu jam kemudian debit air yang melintasi di DAS Curah Koboan sampai dengan DAS Rejali Bondeli dan DAS Regoyo secara bertahap. Banjir lahar dingin sudah mulai menurun karena intensitas hujan mulai berkurang.
"BPBD Lumajang melaporkan peristiwa tersebut tidak mengakibatkan jatunya korban jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resmi, Kamis (31/12).
Satu jam kemudian debit air yang melintasi di DAS Curah Koboan sampai dengan DAS Rejali Bondeli dan DAS Regoyo secara bertahap. Banjir lahar dingin sudah mulai menurun karena intensitas hujan mulai berkurang.
"BPBD Lumajang melaporkan peristiwa tersebut tidak mengakibatkan jatunya korban jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resmi, Kamis (31/12).
baca juga: Puncak Arus Mudik Libur Tahun Baru di Cirebon Terjadi Rabu
Sementara itu, terkait aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi yakni dalam status level II atau waspada agar masyarakat pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah atau puncak Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. (OL-3)