Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

BBKSDA Riau Pantau Harimau Sumatera di Semenanjung Kampar

Rudi Kurniawansyah
16/12/2020 18:50
BBKSDA Riau Pantau Harimau Sumatera di Semenanjung Kampar
Harimau sumatera(ANTARA)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Fauna and Flora International's (FFI) Indonesia Program, sebuah NGO dari Inggris, melakukan pemantauan harimau Sumatera dan keanekaragaman hayati di hutan rawa gambut Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Tim gabungan itu juga melaksanakan survei keanekaragaman hayati dengan metode jalur pengamatan, survei keberadaan harimau sumatera dengan kamera pengintai, dan patroli dengan menggunakan aplikasi berbasis Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) di tiga dari sepuluh suaka margasatwa di lokasi kerja BBKSDA Riau, yaitu Suaka Margasatwa Tasik Belat, Tasik Serkap, dan Tasik Besar Serkap di Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan pada Oktober hingga November lalu.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono, mengatakan Balai Besar KSDA Riau menjadi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati yang berada di lokasi kerja.

"Kami bertanggung jawab untuk terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di tingkat tapak pengelolaan untuk keanekaragaman hayati yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan," jelas Suharyono saat dijumpai di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Rabu (16/12).

Suharyono menambahkan pihaktnya tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat, perusahaan sekitar serta mitra sangat membantu dalam melindungi kawasan yang sangat luas ini.

"Salah satu kegiatan dalam melindungi keanekaragaman hayati di dalam kawasan yaitu pengamatan satwa dan pemasangan kamera pengintai (camera trap). Masih banyak jenis satwa dan tumbuhan di dalam kawasan ini," jelas Suharyono.

Menurutnya, pihaknya menjaga Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang berada di timur dan tengah dari Pulau Sumatra dan daerah kepulauan, serta lebih dari empat ratus ribu hektare kawasan konservasi. Tidak tanggung-tanggung, ada sepuluh suaka margasatwa, dua cagar alam, tiga taman wisata alam, satu taman buru, serta satu taman nasional zamrud.

Sementara Riau Project Coordinator dari FFI Indonesia Programme, Ryan Avriandy mengungkapkan tim gabungan dari BBKSDA Riau dan FFI IP telah melakukan kegiatan lebih dari 300 km jarak tempuh dengan menggunakan perahu dan berjalan kaki untuk survei satwa dan tumbuhan, dengan cara mengamati jejak, kotoran, cakaran, jalur satwa dan pemasangan 20 kamera pengintai.

"Kami masih banyak menemukan satwa yang menarik dan dilindungi di dalam kawasan. Seperti di Suaka Margasatwa Tasik Belat, kami menemukan tapak, cakaran, dan bekas makan dari beruang madu (Helarctos malayanus), cakaran dari jenis kucing liar, suara dari owa ungko (Hylobates agilis), hingga perjumpaan langsung dengan jenis burung kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus)," jelas Ryan. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya