Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Cegah Banjir Terulang Sungai Belawan akan Dinormalisasi

Yoseph Pencawan
05/12/2020 21:50
Cegah Banjir Terulang Sungai Belawan akan Dinormalisasi
Banjir di Meda, Sumatera Utara.(MI/Yoseph Pencawan)

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Utara melakukan normalisasi Sungai Belawan sebagai salah satu upaya mengantisipasi kemungkinan banjir susulan di daerah aliran sungai, khususnya di kawasan Tanjung Selamat.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan normalisasi perlu dilakukan karena sudah sekian lama Sungai Belawan mengalami pendangkalan. "Sambil menunggu air surut kita akan melakukan normalisasi Sungai Belawan," ungkapnya kepada wartawan di sela-sela kedatangannya ke lokasi banjir, di Perumahan De Flamboyan, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Sabtu (5/12).

Perumahan De Flamboyan merupakan kawasan paling parah terdampak banjir di Kota Medan yang terjadi pada Kamis (3/12) malam hingga Jumat (4/12) pagi. Sebanyak lima warga Perumahan De Flamboyan dan sekitarnya dinyatakan tewas akibat banjir.

Kedua, posisi pasti dari sungai ini akan dievaluasi. Sungai ini bila dilihat melalui pencitraan satelit, tampak melengkung. Ada pecahan sungai yang melengkung mengitari kawasan perumahan. Karena itu bila ada peningkatan ketinggian air sungai, maka akan meluap sampai ke perumahan.

Edy telah meninjau langsung daerah-daerah aliran Sungai Belawan yang berada di Kelurahan Tanjung Selamat, bersama dengan pimpinan Balai Wilayah Sungai (BWS) II. Dan kini dirinya sudah tahu persis kondisi di lapangan.

Menurutnya, penanganan bencana banjir bukan seperti memadamkan kebakaran. Perlu analisa perencanaan dan evaluasi yang matang agar tidak terjadi lagi.

Kemudian ke depan perlu ada solusi jangka panjang agar Sungai Belawan tidak lagi menyulitkan warga yang bermukim di sekitarnya. Evaluasi juga akan dilakukan terhadap perizinan pembangunan perumahan De Flamboyan. Seperti, bagaimana kawasan DAS yang sangat rentan mengalami banjir dapat memiliki izin pembangunan perumahan.

"Setelah kita dapatkan sesuatu dengan evaluasi dan investigasi, kita akan cari pihak yang bertanggung jawab atas keberadaan perumahan ini," tegas Edy.

Lebih jauh Edy mengatakan saat ini tinggi permukaan air dari seluruh sungai di provinsinya mengalami kenaikan. Hal itu terjadi karena intensitas hujan tinggi di atas kondisi normal.

Termasuk Sungai Belawan yang merupakan salah satu dari lima sungai yang membelah Kota Medan. Adapun empat sungai lainnya adalah Sungai Mencirim, Sungai Deli, Sungai Sei Kambing dan Sungai Babura.

Terlebih air yang mengaliri kelima sungai tersebut berasal dari pegunungan di dataran tinggi Karo. Sehingga selain akibat luapan lokal, banjir juga rentan terjadi karena limpahan air dari pegunungan yang saat ini hutannya sudah banyak ditebangi.

Edy juga mengatakan, aliran air sungai pada prinsipnya tidak berdampak negatif kepada manusia. Sungai bahkan diciptakan Tuhan untuk kesejahteraan manusia.

Namun bila salah menanganinya, manusia mengganggu alam, maka alam juga akan mengganggu manusia. Karena itu, dalam penanganan musibah seperti ini, bukan hanya normalisasi dan perbaikan tanggul saja yang akan dilakukan.

Namun harus juga mengembalikan fungsi sungai kepada hakekatnya. Bila sungai berfungsi sesuai hakekatnya, maka pasti akan menyejahterakan manusia.

Terkait dengan penananganan warga terdampak, Edy tidak melihat alasan yang mengharuskan dilakukannya tindakan relokasi. Namun dia katakan lagi, hal yang harus dilakukan adalah mengembalikan lagi fungsi sungai kepada hakekatnya.

Begitu juga dengan biaya penanganan dan bantuan banjir kali ini. Baik Pemprov Sumut maupun Pemkot Medan tidak mengalokasikan anggaran secara khusus karena memang setiap tahun sudah memiliki alokasi anggaran untuk kebencanaan.

Plt Kepala BPBD Provinsi Sumut Riadil A Lubis mengungkapkan, sebanyak sembilan dari 21 kecamatan di Kota Medan menjadi wilayah terdampak banjir dalam dua hari terakhir.

Kecamatan-kecamatan yang terdampak banjir antara lain Medan Maimun, Medan Johor, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Helvetia dan Medan Labuhan.

Hingga Jumat (4/12) malam, warga terdampak banjir tercatat sebanyak 4.099 KK atau 12.383 jiwa dengan 2.246 rumah. Adapun korban meninggal dunia sebanyak lima orang dan dua lainnya masih hilang. Sebanyak 181 jiwa sudah berhasil dievakuasi dengan rincian, anak-anak 50 jiwa, balita 38 jiwa, dewasa 67 jiwa dan lansia 26 jiwa.

Saat ini BPBD dan berbagai stakeholder terkait, seperti TNI/ Polri, PMI dan relawan masih terus memantau daerah aliran sungai. Pusdalops BPBD juga melakukan pengecekan dan pendataan di lapangan untuk menginventarisir kerusakan sarana prasarana yang lain. (OL-13)

Baca Juga: Banjir Medan, Lima Warga Ditemukan Meninggal

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya