Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PULUHAN batu nisan makam kuno di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, raib. Batu nisan tersebut merupakan peninggalan sejarah peradaban masa lalu dan peninggalan masa kejayaan Islam di Aceh.
Hal itu tampak dari ukiran kalimat tauhid atau lukisan bunga pada batu yang terpasang di bagian kepala dan kaki kuburan tua tersebut. Lalu modelnya pun berfariasi dan ukurannya tidak sama besar.
Amatan Media Indonesia, Selasa (24/11), sebagian makam berbatu nisan ukiran indah itu terdapat di kawasan Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro,Kabupaten Pidie. Sayangnya makam-makam yang bisa dijadikan saksi kemajuan teknologi masa lalu tersebut tidak terurus dengan benar.
Lebih parah lagi puluhan batu nisan berukiran indah itu raib atau hilang dari lokasi makam. Sebagian diantaranya sudah dijadikan untuk batu asah (asah pisau atau parang) oleh orang tidak bertanggung jawab.
Sebagian lagi sudah berpindah dari makam dan dijual ke luar daerah. Menurut penelusuran Media Indonesia, harga jual ke keluar Aceh itu berkisar Rp150 ribu hingga Rp1 juta (tergantung besar dan model).
Peminat budaya dan sejarah peradaban Aceh, Maimun Ibrahim, Selasa (24/11) mengatakan, makam batu nisan terukir indah itu milik tokoh berpengaruh pada zamannya. Misalnya para ulama penyebar Islam, kaum sultan abad 15-16 masehi dan makam orang kaya atau saudagar berpengaruh.
Misalnya di lokasi bekas meunasah (bekas balai desa) Gampong Peunayong, Kecamatan Lampoh Saka, Kabupayen Pidie, terdapat tiga kuburan kuno berbatu nisan terukir indah. Menurut warga sekitar Satu diantaranya adalah milik
ulama besar Teungku Chik Peunayong. Tidak diketahui siapa nama sebenarnya.
Satu diantara nisan itu, bagian kaki makam sudah patah dan tidak diketahui ke mana bagian atasnya. Sedangkan dua lagi diyakini milik istri dan kerabat sang pemimpin ummat tersebut.
Ironisnya tiga makam tersebut tidak terurus. Lalu sebuah batu nisannya sudah miring ke tanah. Tidak ada tulisam tahun berapa dan siapa keluarga sang pemilik makam.
Dikatakan Maimun, bukti sejarah peradaban penting itu perlu dijaga dan dipelihara oleh semua pihak. Karena itu merupakan saksi bisu yang menjadi motovasi terhadap generasi masa depan.
"Membuktikan bangsa ini sudah maju sejak ratusan tahun silam. Ini teknologi dan seni budaya sangat tinggi. Apalagi milik tokoh pelaku sejarah pada zamannya. Perlu dipelihara dan menjadi cambuk mencapai kemajuan ke depan"
tutur Maimun Ibrahim. (OL-13)
Baca Juga: Conte: Menghadapi Real Madrid Ibarat Laga Final
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tekanan dominasi bahasa-bahasa besar dunia, bahasa daerah menghadapi ancaman yang semakin konkret
FILM Turang, yang pertama kali tayang sekitar 67 tahun silam di Festival Film Asia Afrika di Tashkent, Uzbekistan pada 1998 kini kembali dirayakan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Indonesia: Zamrud khatulistiwa, diapit dua benua dan samudra. Kaya budaya, strategis, dan rawan bencana.
Indonesia: Letak geografis unik pengaruhi iklim, budaya, ekonomi. Pelajari dampak strategisnya bagi Nusantara!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved