Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEPALA Badan Nasionalisme Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar mengatakan masalah radikalisme dan terorisme di Indonesia harus terus dibendung secara bersama-sama, tidak dapat dilakukan pemerintah saja, tetapi perlu upaya dan dukungan dari semua pihak, di antaranya melibatkan pondok pesantren.
"Dalam upaya-upaya penanggulangan terorisme dan paham radikal intoleransi ini kita perlu meningkatkan komunikasi dengan unsur-unsur alim ulama, para Tuan Guru," kata Boy Rafli saat bersilaturahim dengan Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) TGB HM Zainul Majdi beserta Dewan Mustasyar di Ponpes Darun Nahdlatain Nahdlatul Wathan, Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (11/11) malam.
Dia mengatakan pemerintah, alim ulama, pata tuan guru, serta ponpes harus bersinergi, terutama untuk mengeliminasi berkembangnya paham-paham radikal intoleransi.
Boy Rafli mengungkapkan dari data statistik kelompok radikal terorisme ini mencoba untuk mengajak anak-anak remaja atau muda untuk ikut dalam pergerakan aksi-aksi kejahatan teror yang seolah-olah sedang melaksanakan misi tertentu.
"Tentunya kita harapkan pengaruh pengaruh negatif itu bisa kita tiadakan. Jangan lagi ada generasi muda Indonesia dari berbagai kalangan itu harus berhubungan dengan hukum yang berkaitan dengan kejahatan terorisme," ujarnya
Alumnus Akpol 1988 ini menambahkan saat ini pengguna internet lebih dari 100 juta dan pengguna media sosial akan bertambah, terlebih anak muda yang sedang mencari jati diri, jika salah arah dan tanpa pembinaan bisa ikut aksi terorisme.
Baca juga: Pengrajin Mandalika Lombok Didorong Lebih Kreatif & Inovatif
Untuk itu, ia berharap bisa berkolaborasi dengan ulama karena dinilai strategis, karena kelompok teroris sering menggunakan simbol agama, sehingga tidak boleh pula mengindentikkan aksi terorisme ini dengan ponpes.
Untuk itu, Kepala BNPT berharap kolaborasi, kerja sama BNPT dengan Ponpes Nahdlatul Wathon ini bisa terus berjalan sepanjang masa, yang tentunya cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tentunya harus diselamatkan.
"Kita harus amankan generasi muda dari berbagai pengaruh negatif yang berkaitan dengan paham-paham radikal terorisme dan intoleran. Kita harus kembangkan rasa kebangsaan generasi muda kita," tutur Kepala BNPT.
Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi mengatakan keislaman dan kebangsaan dua sisi dari satu mata uang, menjadi muslim yang baik akan membangun negara.
Dia mengungkapkan para guru memastikan tidak ada bentuk pengajaran dan materi yang bertentangan dengan agama atau melawan negara.
Mantan Gubernur NTB ini sepakat dengan penjelasan Kepala BNPT, tidak boleh mengidentikkan pesantren dengan terorisme.
"Saya sepakat. Kami bangga sebagai warga pondok pesantren, dan warga pesantren akan selamanya menjadi benteng untuk negeri," kata TGB. (OL-15)
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
Pemerintah Indonesia akan meningkatkan perlindungan untuk kepulangan jamaah haji.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah menjaga akhlak generasi muda.
KETUA Bidang Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pengurus Pusat GP Ansor, Nur Faizin mendukung gagasan tentang transformasi pendidikan pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
Santri dan pesantren dinilai sebagai salah satu komponen bangsa yang berkontrubusi dalam kemerdekan Indonesia sehingga harus diberikan kesempatan mengelola sumber daya alam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved