Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
RATUSAN laki-laki muda berjajar. Jaraknya antara kanan dan kiri sekitar 1,5 meter. Di depannya tampak bahan-bahan untuk membuat sapu. Mereka menyatukan rumput gelagah atau gandum dan diberi batang kayu agar jadi sapu. Masing-masing pekerja terlihat sibuk di tempat usaha CV Rayung Pelangi di Desa Karanggambas, Kecamatan Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (5/11).
Salah seorang pekerja, Sartono, mengungkapkan, di perusahaan tersebut ada beberapa bagian pekerjaan misalnya merapikan rumput gelagah, kemudian menyatukan dengan batang kayu sampai pada pengemasan.
"Masing-masing telah memiliki tugas sesuai bidangnya. Dalam masa pandemi sekarang, pekerjaan justru banyak. Bahkan, terus menambah karyawan. Yang terus kami ingatkan adalah protokol kesehatan kepada para pekerja. Masker menjadi sangat penting dan jaga jarak. Jadi, kalau dalam bekerja, sudah ada jarak antarpekerja," kata Sartono.
Kondisi pandemi memang membutuhkan adaptasi, bahkan dalam dunia usaha. Apalagi, sebagian besar pelaku usaha terguncang akibat pandemi covid-19. Pemasaran produk turun tajam, sehingga sampai merumahkan dan melakukan PHK terhadap karyawan. Namun, tetap saja ada anomali, ada perusahaan yang tetap eksis bahkan malah berkibar pada masa yang dinilai sukar. Salah satunya adalah CV Rayung Pelangi yang begerak di bidang pembuatan sapu berbahan baku rumur gelagah.
Justru pada awal pandemi terjadi di Indonesia, pelaku usaha mulai melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan, tepatnya pada Maret 2020. Awalnya satu kontainer atau berjumlah 30 ribu buah.
Pada Maret sampai Agustus, CV Rayung Pelangi mengekspor satu kontainer, kemudian mengalami peningkatan lagi sejak September dengan jumlah dua kontainer. Sedangkan ekspor lainnya sebanyak satu kontainer ke Pakistan. Mulai November ini, sudah ada permintaan dari India sebanyak dua kontainer.
Baca juga: Ekspor Kopi asal Temanggung tak Terhalang Pandemi
Pemilik usaha CV Rayung Pelangi Bambang Triyono mengatakan pada awal tahun, usaha yang dijalani hanya melibatkan 20 orang pekerja. Namun, justru ketika pandemi, pihaknya mencari karyawan baru. Kebetulan, pada masa pandemi ada pekerja yang dirumahkan atau proyek bangunan mandek sehingga bisa direkrut.
"Saya tidak pilih-pilih karyawan, bahkan penyandang disabilitas saya tampung juga. Yang penting mereka mau belajar, mengikuti training. Setelah bisa, langsung kerja. Pendapatannya tidak kalah dengan bekerja di proyek bangunan atau pabrik. Sampai sekarang, karyawan sudah ada 150 orang. Bahkan, ke depan ini saya akan mencari 150 karyawan lagi. Sehingga nantinya total sebanyak 300 pekerja," ungkap Bambang.
Penambahan karyawan dilakukan karena pesanan mengalami lonjakan signifikan. November ini, ia harus menyiapkan lima kontainer. Satu ke Pakistan dan masing-masing dua kontainer ke Korea Selatan dan India.
"Yang paling penting saya tekankan kepada pekerja adalah mempertahankan kualitas. Kami dipercaya dan dapat meningkatkan ekspor karena beberapa negara saingan mungkin ada kendala produksi. Selama ini, pesaing produk kami adalah Vietnam, Myanmar dan Tiongkok," ungkapnya.
Ia berterima kasih kepada pemerintah karena telah melakukan pendampingan melalui program pendampingan ekspor atau export coaching program (ECP).
"Dengan adanya program dari Kemendag tersebut, saya sangat terbantu terutama ketika melakukan ekspor. Pelaku usaha jadi lebih paham sehingga akan lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan produk untuk ekspor," jelas dia.
Rohimah, yang juga pemilik CV Rayung Pelangi, menambahkan, untuk sapu yang diekspor ke Pakistan, pihaknya menggandeng mitra.
"Mitra kami tersebar di sejumlah tempat di Purbalingga dan kota lainnya. Produknya memang berbeda jika dibandingkan dengan yang dikirim ke Korea Selatan," imbuh Rohimah.
Bambang dan Rohimah membuktikan kondisi pandemi tidak lantas membuat hilang inovasi. Justru sebaliknya, ketika Covid-19 datang, permintaan mengalami lonjakan. Ketika kondisi pandemi mendera, usahanya malah lebih berjaya.(OL-5)
Tercatat,di Purbalingga, Jawa Tengah, sebanyak 8.691 anak pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga pendidikan kesetaraan belum atau tidak lagi melanjutkan sekolah
HUJAN deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, mengakibatan sejumlah bencana pada Minggu malam (3/8).
Masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun lalu, festival ini kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 110 kegiatan terbaik 2025.
Ketua Panitia SPMB SMPN 1 Purbalingga, Didik Kamseno, menjelaskan bahwa pihak sekolah telah mengantisipasi membludaknya pendaftar dengan sistem antrean.
Dua bocah laki-laki warga Dusun Banyumudal, Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ditemukan tewas pada Jumat (20/6).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga, Jawa Tengah memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan membersihkan sampah plastik dan menanam pohon di bekas (TPA), Kamis (5/6).
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved