KPA Sikka Bagikan Masker di Puluhan Titik Berisiko

Gabriel Langga
06/11/2020 09:52
KPA Sikka Bagikan Masker di Puluhan Titik Berisiko
Pengurus KPA Kabupaten Sikka (MI)(MI/Gabriel Langga)

KOMISI Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) gencar membagikan masker yang bertuliskan "Ayo Lawan Corona dan Stop HIV/AIDS" di puluhan titik berisiko terutama di pub dan tempat hiburan.

Tercatat, selama masa pandemi, mulai Juni hingga November, sudah sekitar 2.562 masker dibagikan oleh KPA.

Sekretaris KPA Kabupaten Sikka Yohanes Siga kepada mediaIndonesia.com, Jumat(6/11), mengatakan, selain membagikan masker, KPA Sikka juga menyampaikan pesan-pesan kepada warga penghuni tempat hiburan malam dan pub serta penerima masker lainnya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara benar dengan rajin memakai masker, rajin mencuci tangan dan selalu menjaga jarak, plus imbauan untuk menghindari perilaku berisiko sehingga dapat mencegah HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka.

Baca juga: Pemkab Sleman Siapkan Barak Pengungsian Merapi Sesuai Prokes

"Masker itu bukan saja dibagikan kepada mereka yang berada di tempat berisiko. Kita juga bagikan masker kepada warga yang melintas di kantor kita. Selain itu juga kita bagikan masker kepada para pelajar SMP. Kita minta agar semua pihak gencar menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi perilaku berisiko," ungkap dia.

Ketika ditanya mediaIndonesia.com terkait kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka, Yohanes Siga menyampaikan, selama periode 2003 hingga Juni 2020, ada sebanyak 865 warga Kabupaten Sikka yang tertular HIV dan AIDS.

Dari jumlah itu, diketahui ada 24 orang dari kalangan anak berusia di bawah lima tahun (balita), 10 berprofesi pelajar, dan 21 mahasiswa.

Ia mengakui dari distribusi HIV dan AIDS selama periode itu, ibu rumah tangga (IRT) menempati urutan pertama dengan 208 kasus. Disusul tempat kedua dan seterusnya, profesi swasta 139 kasus, petani 136 kasus, sopir 54 kasus, buruh 47 kasus, karyawan 38, PSK 35 kasus, profesi lainnya 28 kasus.

Selain itu, yang tidak bekerja sebanyak 25 kasus, balita 24 kasus; ojek ojek 23 kasus, PNS/TNI/Polri 23 kasus, tidak diketahui 21 kasus, mahasiswa 21 kasus, pelajar 10 kasus, nelayan 8 kasus, waria 7 kasus, satpam 7 kasus, ABK 6 kasus, perawat 2 kasus, Napi 1 kasus, dan koki 1 kasus.

"Kalau dilihat dari distribusi kasus, hampir semua profesi sudah tertular HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka," kata Yan Siga.

Untuk mencegah peningkatan temuan kasus HIV dan AIDS, kata dia, KPA Sikka, saat ini, gencar melakukan beberapa aksi, di antaranya sosialisasi dan pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) pada 50 desa dan kelurahan di yang ada di wilayah Kabupaten Sikka. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya