Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
FARIDA Lipat, 24, sedang menggendong bayi perempuan saat kami tiba di kediamannya di Desa Babokerong, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/11) siang. Farida adalah satu-satunya warga desa setempat yang terkonfirmasi covid-19, beberapa bulan silam. Saat itu Farida tengah hamil.
Sepekan lalu, Sarjana Pendidikan Ekonomi, dari kampus Yayasan Pendidikan Pembangunan Indonesia (Yaspi) Makasar itu, melahirkan bayi perempuannya. Sang suami, Burhanudin Natan, 27, baru kembali dari melaut. Pria itu harus menjadi buruh nelayan guna menghidupi keluarga kecilnya. Ia bekerja pada perahu ikan milik kerabat sang isteri, dengan sistim bagi hasil dengan pemilik perahu.
Atas persetujuan kedua orang tuanya, bayi perempuan itupun dinamakan Covivah. Buah cinta Farida Lipat dan Burhanudin Natan itu menjadi saksi, getirnya perjuangan ibunda yang kala itu sedang mengandung dan divonis reaktif rapid test, menjalani karantina di Desa, menerima tekanan psikis saat dinyatakan positif Covid-19, hingga akhirnya menerima hasil Swab Test kedua yang menyatakannya negatif.
Nama Covivah disematkan kepada bayinya untuk mengingatkan keluarga kecil itu tentang wabah covid-19 yang mengancam dunia, namun tidak sampai merenggut nyawa Farida, pasien pertama terkonfirmasi covid-19 di Lembata.
Farida Lipat, membuat heboh se Lembata. Sebab mengubah zona hijau menjadi merah kampungnya. Ia menyayangkan minimnya dukungan moril dan materiil dari warga sekitar saat menjalani karantina.
"Saat itu saya dalam kondisi hamil 6 bulan. Saat dinyatakan positif Covid dan di karantina serasa dipenjara. Dua minggu kemudian, kami kembali menjalani Swab Test. Alhamdulilah, hasilnya negative," ujar Farida yang pandanganya matanya tak lepas dari buah hatinya.
Burhanudin mengaku heran, meski selalu dekat dengan sang isteri yang terkonfirmasi covid-19, namun dia tidak tertular virus korona yang mematikan ini. Padahal, WHO mengeluarkan protokol Kesehatan, menjaga jarak dan pakai masker sebagai jurus ampuh menghindari pandemi covid-19.
Dikucilkan Warga
Farida mengaku depresi menghadapi ketakutan dan kecemasan warga selama dia di karantina. Masa karantina selama dua bulan, baik di pusat Karantina Desa Babokerong maupun di rumahnya sendiri.
"Semua orang melihat kami sebagai orang yang tidak berarti yang membawa malapetaka di kampung ini. Sampai-sampai wadah untuk menggayung air di sumur pun dibuang oleh warga karena kami pernah gunakan," ujar Farida.
Meski mengaku depresi namun Farida terus dikuatkan oleh suami untuk iklas dan menerima perlakuan warga. Keduanya yakin, ketakutan warga beralasan dan akan reda dengan sendirinya.
Tidak hanya itu, ibunda Farida, Hasnah Wrena, 50, yang kerap mengantarkan makanan saat di rumah karantinapun dikucilkan warga. "Saya menangis karena keluarga dekat sekalipun tidak mau bergaul dengan kami. Lorong di samping rumah kami inipun enggan dilewati warga," ujar Hasnah Wrena.
Sementara itu, Sekretaris Desa Babokerong, Savrudin Umar menjelaskan,dalam situasi itu, tugas pemerintah desa adalah memberi pemahaman kepada warga untuk menjalankan protokol Kesehatan, tidak untuk menakut-nakuti warga.
"Menjaga jarak tidak berarti harus mengucilkan pasien terkonfirmasi covid-19. Tetapi penerimaan masyarakat kan berbeda-beda. Kita tidak ingin pengucilan itu terjadi bagi warga kita yang terpapar covid-19," ujar Savrudin.
Kiat Farida untuk Sembuh
Selama masa karantina, jelas Farida, dirinya diberi vitamin untuk ibu hamil oleh bidan Desa. Menurutnya, vitamin itu untuk menjaga Kesehatan kandungannya. Sedangkan asupan makanan di tanggung keluarga selama dua minggu masa karantina saat hasil Swab menyebut Farida terkonrifmasi covid-19.
Sementara pihak Desa memberikan beras 25 kg, 6 bungkus mie dan sayur sawi, pada saat menjalani karantina karena terkonfirmasi positip covid-19.
"Saya tidak merasakan gejala sakit apapun. Kami diberi susu, obat-obatan dari Dinkes. Tapi yang paling penting, kami diingatkan untuk tidak boleh stress dengan situasi. Saya selalu ditemani suami untuk jalan-jalan di seputar rumah karantina, sampai hasil swab negative dan kami jalani 2 minggu karantina di rumah," ujar Farida.
Bantuan Pemulihan Ekonomi Nihil
Meskipun menjadi korban terpapar wabah virus Korona, keluarga kecil di Desa Babokerong ini tidak diberi bantuan oleh Pemerintah Kabupaten, Kecamatan maupun Desa.
Padahal, Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur dalam setiap kesempatan selalu menggaungkan program recovery ekonomi di tengah pandemi. Karena itu, Eliazer Yentji Sunur menjadi salah satu Bupati di Indonesia yang menerima penghargaan dari pemerintah pusat. Suur dinilai mampu memunculkan inovasi dalam menjalankan recovery ekonomi di tengah wabah virus Korona.
"Hingga detik ini kami tidak pernah terima bantuan dari pemerintah, baik Kabupaten, Kecamatan maupun dari Desa," ujar Farida yang memiliki KTP Lembata ini.
Soal ini, Pemerintah Desa Babokerong berdalih, bantuan pemulihan ekonomi kepada keluarga ex terkonfirmasi Covid-19 tersebut, tidak dapat dilaksanakan. Alasannya, keluarga tersebut belum memutuskan untuk menetap di Desa.
Belakangan, alasan itu diralat bahwa bantuan pemulihan ekonomi khusus untuk satu KK yang terkonvirmasi covid-19 tidak tersedia. Dananya terpangkas karena adanya kebijakan pemotongan ADD 30 % dan pemotongan Dana Desa 10% untuk Penanganan Covid-19 Kabupaten.
"Semua anggaran kita terkuras pada saat zona hijau covid. Pas masuk zona merah karena ada kasus terkonfirmasi covid-19 anggaran kita habis," ujar Sekdes Babokerong Savrudin Umar.
Memang, ungkao Savrudin, bagi pasien terpapar Korona harus ada bantuan sebagai stimulus untuk pemulihan ekonomi. Pihaknya memakai BLT, ada 120 penerima BLT di Desa Babokerong. "Kalau dana pemulihan ekonomi secara khusus tidak ada program. Kami andalkan BLT saja. Karena terbentur di anggaran," ujar Savrudin.
Penanganan khusus atas kejadian emergensi di Desa Babokerong hanya pemberian makanan tambahan, pemberian asupan gizi untuk memperkuat imun tubuh, itu saja. Pihaknya menganjurkan warga untuk bekerja dan memulihkan ekonomi keluarga seperti biasa dengan tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol Kesehatan. (OL-13)
Baca Juga: Tiga Bandara Jadi Lokasi Pengembangan Listrik Tenaga Surya
Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BLT DBHCHT) 2025 sebesar Rp800.000 per orang kepada 241 pekerja.
DESA mengalami transformasi. Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah akan menghapus skema subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada 2027.
Pahala mengatakan, pemerintah harus memadankan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) untuk menyalurkan uang terkait subsidi gas melon.
PRESIDEN Prabowo Subianto berencana memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada guru honorer yang belum mendapat sertifikasi.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, mengkritik program bantuan sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) pemerintah
Dengan metode terbaru ERAS pasien dapat kembali beraktivitas normal secepatnya tanpa perlu merasakan nyeri dan rasa sakit.
Secara neurobiologis, respons placebo dikaitkan dengan pelepasan endorfin, yaitu senyawa kimia alami yang menghasilkan perasaan kenyamanan dan pengurangan nyeri.
KASUS covid-19 di Indonesia bertambah 324 orang pada Sabtu, 11 Maret 2023 dan kematian satu orang. Total kasus konfirmasi positif di Indonesia mencapai 6.738.844 orang.
SATUAN Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Utara (Sulut) mencatat, hingga 21 Januari 2023, akumulasi warga yang telah dinyatakan sembuh dari paparan penyakit tersebut sebanyak 52.869 orang.
Berdasarkan data Satgas, DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus covid-19 terbanyak, yakni 1.596 orang. Lalu, diikuti Jawa Barat 375 orang, Jawa Timur 188 orang dan Banten 183 orang.
Mayoritas peserta program menunjukkan data gula darah yang berangsur stabil bahkan ada yang telah mencapai target HbA1c.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved