PASANGAN calon nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) tampak lebih menguasai data dan menguasai kondisi di lapangan. Hal itu terlihat dari pemaparan visi dan misi serta jawaban paslon Maju ketika debat publik perdana Rabu (4/11).
Ketika menjawab pertanyaan tentang tata ruang kota yang masih terdapat banyak kawasan kumuh dan wilayah yang langganan banjir, Machfud menyebutkan banyak sungai yang bertumpuk sampah.
“Lihat sungai di Asemrowo dan Krembangan itu banyak sampahnya, airnya tidak kelihatan” ujarnya kepada panelis.
Ia juga menyoroti masih banyak kawasan kumuh dan warga yang tinggal di rumah yang tak layak huni.
“Masih banyak warga yang tinggal di rumah tak layak huni, ini yang menjadi fokus kami nanti, memastikan warga harus merasakan dampak dari pembangunan kota,” tambah Machfud.
Ia menilai bahwa pembangunan Surabaya selama ini masih terpusat di jantung kota. Pembangunan di wilayah pinggiran belum tersentuh sama sekali. Faktanya, ketika ia berkunjung ke beberapa daerah di Surabaya masih mendapati banyak kawasan yang beda jauh dengan apa yang tampak di jalan protokol.
“Surabaya bukan hanya di jantung kota, bukan hanya yang ada di jalan-jalan protokol, Surabaya juga ada di Asemrowo, di Krembangan, di Pakal,” tandas Machfud.
Lebih lanjut, Mujiaman menambahkan bahwa paslon nomor urut 2 mempunyai solusi akan membangun rumah layak huni 2.000 rumah dan memberikan alokasi dana sebesar Rp150 juta untuk semua RT se-Kota Surabaya.
“Kami akan bangunkan rumah layak huni 2.000 unit per tahun dan mengalokasi dana sebesar Rp 150 Juta untuk setiap RT seluruh Surabaya,” pungkas Mujiaman.
Diberitakan, pada debat publik calon wali kota dan wakil wali kota yang perdana ini dilaksanakan di Hotel JW Marriot, Kota Surabaya dengan tema Permasalahan dan Tantangan Kota Surabaya di Era Pandemi Covid-19, dan disiarkan langsung beberapa stasiun TV lokal dan live streaming Youtube. (RO/OL-09)