Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tahun Ini Mentok di 1,6 Persen

Yoseph Pencawan
31/10/2020 16:30
Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tahun Ini Mentok di 1,6 Persen
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mentok diangka 1,6 persen karena tekanan Covid-19(dok.mi)

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memproyeksikan pertumbuhan ekonominya tahun ini, maksimal diangka 1,6 persen. Rendahnya target itu akibat tekanan pandemi Covid-19.

Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Sekretariat Daerah Provinsi  Sumut, Arief Sudarto Trinugroho mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan pelemahan ekonomi daerahya. "Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumut tahun ini (2020) hanya akan tumbuh sebesar 1,2% - 1,6% pada skenario sangat berat," ungkap Arief, Sabtu (31/10).

Namun, pemprov optimistis tahun depan (2021) pertumbuhan ekonomi Sumut akan membaik dan berada di kisaran 4,7%-5,7%. Tahun  ini Pemprov Sumut memproyeksikan angka inflasi berada pada angka 2%-1% dan pada 2021 akan di kisaran 2,8%.

Sejauh ini, atau pada Triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi Sumut terkontraksi menjadi sebesar minus 2,37%,. Meski sebenarnya angka itu masih lebih baik dari rerata  nasional yang terkontraksi hingga minus 5,32%.

Adapun sektor yang masih mengalami pertumbuhan yaitu sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 5,42%. Diikuti sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 3,09%, serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang tercatat sebesar 1,42%.

Sedangkan sektor yang mengalami kontraksi tertinggi adalah sektor transportasi  dan pergudangan sebesar minus 20,32%. Diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan sebesar minus 14,77%, dan jasa perusahaan sebesar minus 7,69%.

"Pada bulan September Sumut juga masih mengalami deflasi sebesar 0,01%, dan ini menjadi indikasi bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak kepada pelemahan demand masyarakat," kata Arief.

Lebih lanjut dia memaparkan, menghadapi kondisi pandemi yang masih memberikan efek domino pada berbagai aspek kehidupan di daerahnya, pemprov telah merumuskan enam strategi yang diharapkan dapat memperkuat penanganan Covid-19.

Pertama adalah upaya 3T yakni Testing, Tracing dan Treatment. Dan yang kedua yakni prakondisi tatanan normal baru.

Strategi ketiga yaitu pemulihan sisi demand melalui pemberian jaringan pengamanan sosial dan pemulihan sisi supply melalui stimulus ekonomi bagi wirausaha/UMKM. Keempat adalah penerapan ekonomi digital di berbagai sektor, terutama pada sektor UMKM. Keempat adalah penguatan sektor pariwisata yang aman Covid-19, penguatan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Kelima,  penguatan sektor industri dan investasi. Adapun strategi keenam yakni percepatan penyerapan belanja pemerintah serta penguatan konsolidasi gugus tugas.

Terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan kontraksi ekonomi global akibat kebijakan lockdown. Kondisi itu telah merembet ke perekonomian Sumut sehingga diprediksi tumbuh melambat. "Ekspor kita  juga diprediksi melambat secara mendalam dan daya beli masyarakat juga mengalami penurunan," ujarnya.

Pada Triwulan I dan II tahun 2020, jelas Wiwiek, seluruh kabupten dan kota di Sumut mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Namun pada Triwulan III pertumbuhan sudah terlihat setelah dipengaruhi refocusing anggaran. Dia optimistis pertumbuhan pada Triwulan IV akan lebih baik lagi karena didorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (OL-13)

Baca Juga: Jokowi Kecam Sikap Macron yang Hina Islam



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya