Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat terus melakukan antisipasi banjir pada musim hujan kali ini, salah satuanya adalah dengan melakukan normalisasi aliran sungai. Pembersihan juga dilakukan di berbagai saluran air terutama yang kewenangannya berada di Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat.
Kepala Dinas SDA Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, pihaknya bersama unsur lainnya seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengantisipasi datangnya musim hujan saat ini. "Kami sudah berkoordinasi, sudah membersihkan aliran-aliran air untuk mengantisipasi banjir," kata Dikky di Bandung, Kamis (22/10).
Baca juga: Sungai Citarum Meluap, Bandung Selatan Banjir
Dia menyebut, dari enam wilayah sungai di Jawa Barat, terdapat ratusan titik rawan banjir terutama yang terjadi hampir setiap tahun. Oleh karena itu, pihaknya melakukan berbagai upaya seperti menormalisasi aliran wilayah sungai.
Dikky menyontohkan, dari enam wilayah sungai yang ada di Jawa Barat, pihaknya sudah menormalisasi di bagian selatan seperti Cisadea-Cibareno dan Ciwulan-Cilaki. Normalisasi dilakukan seperti dengan pembersihan sampah dan pengerukan sehingga memperlancar aliran air.
"Karena ada juga yang kewenangannya di BBWS," ujarnya. Selain itu, lanjut Dikky, pihaknya terus berupaya memperbaiki sistem peringatan dini (early warning system) banjir di setiap aliran sungai.
Dia mengakui saat ini belum semua aliran sungai memiliki sistem peringatan dini tersebut sehingga pihaknya masih memberlakukan cara-cara manual untuk mendeteksi datangnya banjir. "Masih banyak yang belum punya early warning system," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menerjunkan tim kaji cepat di enam UPTD yang berada di bawah Dinas SDA Jawa Barat. Terdapat sedikitnya enam petugas di setiap aliran sungai tersebut.
Mereka bertugas 24 jam penuh untuk mencatat debit dan ketinggian air di setiap daerah aliran sungai terutama yang merupakan titik rawan banjir seperti di Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, dan Sukabumi. "Kita turunkan petugas untuk membaca curah hujan, melaporkan ketinggian air. Sehingga nanti bisa segera menginformasikan jika diperkirakan banjir," katanya.
Selain itu, lanjutnya, tim kaji cepat juga bertugas untuk membersihkan
dan memperbaiki aliran air agar daya tampungnya maksimal. "Ada yang piket, untuk antisipasi jika ada infrastruktur yang rusak, banyak sampah, dan sebagainya," ujarnya.
Sebagai contoh, dia menyebut tim khusus tersebut sudah memperbaiki saluran pembuang irigasi sungai yang jebol di Cileunyi, Kabupaten Bandung. "Tapi memang kami mengerjakan yang sifatnya kedaruratan, yang memungkinkan untuk kami kerjakan," katanya. (BY/A-1)
NORMALISASI Sungai Cidawolong yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), yang terletak di Kecamatan Majalaya, telah menunjukan hasil.
"Normalisasi Sungai Cidawolong baru berlangsung 14 hari. Hujan deras selama 5 hari berturut-turut ternyata tidak menyebabkan sungai meluap dan tidak ada banjir di wilayah Majalaya,"
Solusi jangka panjang rob adalah membuat giant sea wall yang saat ini sudah masuk proyek strategis nasional (PSN). Namun diperkirakan itu selesai tahun 2027
Gubernur Jawa Timur menyebutkan normalisasi sungai di Jombang dilakukan untuk mengembalikan daya tampung air.
Pemkot Cirebon juga akan melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) yang bangunannya berjejer di sepanjang bantaran sungai.
Penertiban bangunan liar tersebut bertujuan untuk mengatasi banjir yang sering dikeluhkan masyarakat dan pengguna jalan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved