Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
VIRUS ASF (African Swine Fever) atau Demam Babi Afrika diketahui sudah masuk ke Nagekeo, NTT, melalui daging babi. Namun, belum ada vaksin di Indonesia yang bisa mengatasi virus tersebut. Apalagi, kesadaran masyarakat masih rendah untuk proaktif menangkal virus ini, sehingga dapat memperparah penyebaran virus ASF dan memperburuk atau merugikan ekonomi rumah tangga setiap keluarga.
Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Nagekeo drh. Fransiskus X.P.G Bethana, Sabtu (17/10).
Fransiskus menganjurkan pemilik ternak babi harus memiliki kandang yang baik agar babi tidak mudah keluar atau hewan lain seperti anjing tidak mudah masuk dan berhubungan dengan babi. Selain itu, beri pembatasan aktivitas manusia yang hendak ke kandang babi, cukup pemberi makan saja yang masuk ke kandang.
“Kalau ada orang yang mau beli babi cukup satu orang yang masuk ke kandang karena dikhawatirkan dia baru pindah dari kandang lain yang terdapat virus ASF,” kata dokter hewan itu.
Menurut Frans, bio security kandang adalah hal penting. Setiap kandang harus mempunyai satu sepatu boot untuk masuk ke kandang. Pada pintu masuk disiapkan air pencuci yang bercampur disinfektan, agar setiap orang masuk dan keluar kandang mencuci tangan serta perlengkapan yang dikenakan.
Baca juga: Diserang Virus ASF, Ratusan Ekor Babi di NTT Mati
Selain itu, memberikan makan yang baik dan bergizi juga menjadi salah satu cara ampuh menahan serangan virus ASF. Makanan dengan kandungan karbohidrat, protein, hingga vitamin diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh babi.
“Sehebat dan sebaik apapun kita buat kandang kalau kasih makan hanya batang pisang dan dedak, ya sama saja," imbuhnya.
Frans mengimbau masyrakat tidak memberikan makanan yang mengandung limbah atau olahan babi seperti daging babi sisa, sup babi sisa karena berisiko daging yang dimakan manusia sudah tertular ASF.
“Daging Se’i atu roti babi bisa tetap mengandung ASF kalau menggunakan babi yang sudah terjangkit. Karena itu, air cucian daging babi dengan yang lainnya jangan kasih ke babi lagi,” ungkapnya.
Menurut data Dinas Peternakan Nagekeo, sejak April hingga Oktober telah terjadi kematian 434 ekor babi di Kecamatan Aesesa dan Boawae, empat ekor di antaranya positif ASF.
Fransikus menganjurkan setiap kecamatan menjaga dirinya masing masing, agar babi dari kecamatan lain yang sudah terserang tidak masuk. Masyarakat perlu melapor bila ada kasus kematian babi serta gejala penyakit ASF seperti demam diatas 40 derajat Celsius, muntah diare, bintik merah dibelakang telinga atau bawah perut.
“Kalau sudah ada babi yang mati di walayah itu karena ASF maka bisa dipastikan 100% akan ada babi mati lagi di sekitar wilayah itu. Warga harus lapor biar babinya aman,” pungkasnya.(OL-5)
MUNCULNYA virus baru dengan nama HKU5-CoV-2. Virus corona baru itu ditemukan di Tiongkok. Kenali ciri-ciri virus HKU5-CoV-2 dan fakta-faktanya
Dikutip dari Daily Mail gejala khas dari varian Nimbus ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, seringkali di bagian belakang tenggorokan.
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Virus Marburg adalah patogen yang sangat menular dan mematikan dengan tingkat kematian hingga 88%.
PrEP merupakan obat pencegahan HIV yang dikonsumsi sebelum seseorang terpapar virus. Sejak Januari hingga Mei 2025, tercatat 285 warga telah memulai pengobatan PrEP.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved