Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Akibat Pandemi, Keraton Yogyakarta Tiadakan Rangkaian Sekaten

Agus Utantoro
11/10/2020 11:52
Akibat Pandemi, Keraton Yogyakarta Tiadakan Rangkaian Sekaten
Pengumuman peniadaan sejumlah rangkaian Sekaten oleh Keraton Yogyakarta.(MI/Agus Utantoro)

MASIH merebaknya pandemi covid-19 serta pemberlakukan masa tanggap darurat virus korona yang masih berlangsung, Keraton Yogyakarta memutuskan meniadakan kegiatan Hajad Dalem Miyos Gongso, Kondur Gongso, dan Garebeg Mulud tahun Jimakir 1954 Jawa atau yang sebelumnya dijadwalkan 22-29 Oktober 2020 ini.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitra Pura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, Minggu (11/10), mengatakan Keraton Yogyakarta akan tetap melakukan penyesuaian prosesi pembagian gunungan secara terbatas tanpa mengurangi esensi dan filosofi Garebeg sebagai bentuk konsistensi pelestarian budaya.

GKR Condrokirono berharap masyarakat ikut mematuhi anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19.

"Semoga kesehatan, kekuatan, dan kesabaran selalu menyertai, serta situasi segera pulih kembali," katanya.

Baca juga: Pembangunan Tol BIY Memasuki Tahap Pembebasan Lahan

Miyos Gongso adalah upacara membawa keluar sepasang gamelan Sekaten, Kangjeng Kyai Guntur Madu dan Kangjeng Kyai Nogowilogo, dari dalam Keraton Yogyakarta menuju Kagungan Dalem Pagongan Ler dan Kagungan Dalem Pagongan Kidul di halaman Masjid Gede untuk ditabuh selama seminggu.

Kembalinya sepasang gamelan Sekaten disebut Kondur Gongso dan pagi harinya akan diselenggarakan Garebeg Mulud.

Dalam kondisi normal, garebeg yang berupa iring-iringan gunungan itu dibawa dari Keraton Yogyakarta menuju halaman Masjid Gede, Kepatihan dan Puro Pakualaman dengan pengawalan prajurit Keraton Yogyakarta. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya