Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Berharap Harga Sayuran Membaik

BN/JS/PO/N-3
02/10/2020 04:15
Berharap Harga Sayuran Membaik
Petani memanen sayuran sawi di sentra produk hortikultura di Pakis, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/8/20).(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

DI tengah lesunya harga komoditas pertanian, terutama sayuran, kabar baik datang untuk petani di Kabupaten Malang, Jawa Timur. “Permintaan sayuran untuk sejumlah wilayah di luar Jawa mulai meningkat,” kata humas Pasar Mantung, Kecamatan Pujon, Didik Sudiarto, kemarin.

Ia menyebut peningkatan permintaan sayuran dari Sub-Terminal Agrobisnis Mantung yang paling tinggi datang dari Kalimantan. Biasanya, dalam seminggu, pedagang mengirim dua kali, tapi sepekan terakhir meningkat menjadi empat kali.

Satu kali pengiriman sayuran ke Kalimantan mencapai 25-28 ton. Adapun permintaan sayuran dari Malang ke Ambon dan Papua masih stabil. Kirim­an ke Papua dua kali dalam sepekan, menggunakan peti kemas berukuran 20 feet.

Namun, Didik mengakui harga sayuran di tingkat petani belum bergerak alias masih rendah. Kol, misalnya, dari harga normal Rp2.000-Rp3.000 per kilogram, saat ini dijual Rp1.200. Wortel juga turun dari Rp4.000 menjadi Rp2.500.

“Penyebabnya daya beli masyarakat turun dan masa panen yang bersamaan. Kami berharap meningkatnya permintaan menjadi awal kenaik­an harga sayuran di tingkat petani,” harapnya.

Harapan adanya kenaikan harga komoditas sayuran juga mulai terasa di sejumlah daerah. Dalam beberapa hari terakhir, harga cabai mulai merangkak.

Yang tertinggi terjadi pada cabai merah. Di Kabupaten Klaten, naik dari Rp22 ribu menjadi Rp26 ribu per kilogram.  Bahkan di Kota Bandung, komoditas serupa sudah dihargai Rp60 ribu per kilogram.

Di Pasar Gede Klaten, harga jual semua jenis cabai naik, kecuali cabai hijau. Cabai rawit dan keriting naik Rp3.000, dari Rp15 ribu menjadi Rp18 ribu.

Ngatmi, 50, pedagang, menduga kenaikan itu terjadi karena sedang musim hajatan di perdesaan. Namun, harga komoditas sayuran lainnya masih tetap stabil rendah.

Ketersediaan sayuran sangat berlimpah. “Stok dagangan di pasar banyak. Pembeli di masa pandemi sekarang ini masih sepi sehingga banyak dagangan yang tak terjual harus dibawa pulang,” keluh Ngatmi.

Sementara itu, dari Nusa Tenggara Timur, perubahan musim dari kemarau memasuki penghujan disambut Dinas Pertanian dengan mulai menyalurkan bantuan alat mesin pertanian dan benih kepada petani.

“Bantuan alsintan disalurkan ke seluruh kabupaten dan kota sejak September. Sampai saat ini masih berlangsung untuk persiapan musim tanam,” kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Miqdonth Abolla.

Dia mengatakan penyaluran bantuan akan rampung pada Oktober. Saat ini, petani sudah mulai mengolah lahan untuk persiapan tanam.

Bantuan benih padi dan jagung langsung disalurkan ke kelompok tani. Untuk traktor roda empat dan mesin pompa air ditempatkan di kantor dinas pertanian kabupaten. (BN/JS/PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya