Sri Sultan: Pasien Covid-19 Jangan Merasa Diasingkan

Agus Utantoro
22/9/2020 16:25
Sri Sultan: Pasien Covid-19 Jangan Merasa Diasingkan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X(MI/Agus Utantoro)

GUBERNUR Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, meninjau shelter penanganan covid-19 yang didirikan di wilayah Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (22/9).

"Pembangunan yang di sini jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan rusunawa yang lain. Hanya saja, saya berharap, semoga nantinya pasien yang tinggal di sini sementara, jangan pernah merasa terbebani," jelas Sultan.

Sri Sultan juga menegaskan,  pasien yang tinggal di shelter tersebut tetap harus dapat berkomunikasi dengan keluarganya secara intens. "Agar yang menghuni nggak stres. Apalagi mereka kan menunggu dalam ketidakpastian. Takutnya dibawa ke tempat ini malah stres. Pastikan mereka dibawa ke sini dalam kondisi senang, jadi tidak seperti diasingkan," pesan Sultan.

Pasien di tempat ini, jelas Sri Sultan, juga dapat diberikan ruang untuk bergerak dan menghirup udara segar. "Bagaimana dia tinggal di sini  bisa ada ruang. Apakah memungkinkan kalau dia keluar dan berdialog namun tetap mengacu pada protokol kesehatan. Sehingga, adanya keleluasaan ini akan membuat dia tidak merasa sendirian," katanya.

Terkait pandemi COVID-19 yang tak kunjung reda, Sultan mengusulkan agar masyarakat dapat beradaptasi dengan penyakit tersebut. Masyarakat, tak boleh dibuat resah namun justru bagaimana agar mereka punya kekebalan bahwa ketika sakit, nantinya bisa sembuh.

"Dalam kondisi seperti ini, pengambil kebijakan jangan sekali-kali memutuskan dengan merasa berkuasa sepenuhnya. Jangan berjalan pada pikiran, namun harus dengan perasaan kita, menyesuaikan dengan beratnya orang yang menderita," pesan Ngarsa Dalem X itu.

Hal tersebut, menurut Sultan, artinya pengambil kebijakan menempatkan masyarakat sebagai subjek yang turut memerangi COVID-19. Masyarakat harus dilibatkan untuk aktif yakin, marep, madep, dan mantep untuk bisa sembuh sekiranya terjangkit virus COVID-19 tersebut.

"Mereka (pengambil kebijakan) harus menumbuhkan kesadaran untuk menjaga diri dan melaksanakan protokol kesehatan," ujar Sultan.

Yang  tak kalah penting, menurut Sri Sultan, kita harus bersama membangun kesepahaman, karena modal sosial masyarakat Jogja itu dari dulu gotong-royong dan kebersamaan. "Kita ini perlu bekerja lebih keras. Ini baru lokal, belum ketika anak masuk sekolah, belum ketika mahasiswa akan masuk kembali, ini kan tantangan sendiri juga," imbuhnya

Sementara Walikota Yogyakarta Haryadi mendukung pernyataan Ngarsa Dalem X bahwa keputusan yang dibuat oleh pimpinan hendaknya dapat didasarkan pada rasa, bukan hanya logika. "Seperti halnya yang dikatakan Ngarsa Dalem, yang harus kita garis bawahi, bahwa jangan membuat kebijakan berdasar kekuasaan serta jangan mendikotomikan antara kesehatan dan ekonomi. Masyarakat tidak boleh diberi pilihan atau ditakuti oleh hal seperti itu," jelas Haryadi.

Haryadi juga menyampaikan bahwa penanganan COVID-19 di wilayah Kota Yogyakarta hendaknya harus selalu dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah DIY, terutama soal database.

Shelter Tegalrejo ini sendiri akan mulai dioperasikan mulai Selasa (22/09) sore.  Shelter ini memiliki 10 kamar di lantai satu, serta 16 kamar di lantai dua dan tiga. Shelter ini diprioritaskan untuk dihuni tunawisma, anak-anak, warga miskin tersuspek COVID-19 yang telah diseleksi Pemkot Yogyakarta.

Selain kamar, terdapat fasilitas lain yang tersedia di area shelter yakni zona dekontaminasi, wastafel, logistik, serta dipantau oleh kamera pengawas selama 24 jam. (OL-13)

Baca Juga: Pasien Isolasi Mandiri Wisma Atlet Capai 1.664 Orang



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya