Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Kalimantan Selatan berhasil menangkap dua pedagang dan pemilik pangkalan di Kota Banjarmasin yang terbukti menjual
gas LPG 3 kilogram di luar ketentuan harga eceran tertinggi. Hingga kini, gas melon masih langka di Kalsel meski Pertamina dan Hiswanamigas terus melakukan operasi pasar.
Kepala Bidang Humas Polda Kalsel Kombes Pol Muhammad Rifai, Minggu (20/9), mengungkapkan dua pedagang LPG ditangkap unit Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel, di dua lokasi berbeda.
Tersangka terbukti menjual gas melon 3 kilogram yang tengah mengalami kelangkaan tersebut di luar ketentuan HET dengan harga mencapai Rp30 ribu per tabung.
Baca juga: Pertamina Bantu UMKM Terdampak Covid-19 di Sorong
"Mereka menjual gas melon melampaui HET yang ditetapkan yaitu Rp17.500 per tabung. Polda akan terus menertibkan praktek penyimpangan BBM
dan gas ini sesuai komitmen Polda bersama Pertamina beberapa waktu lalu," ungkap Rifai.
Dua tersangka penyimpangan distribusi gas ini yaitu MA, 25, pedagang dan pemilik pangkalan gas, warga Kelurahan Pekapuran Raya dengan
barang bukti berupa gas melon sebanyak 124 buah, tabung kosong sebanyak 153 buah, uang tunai hasil penjualan serta satu unit mobil pikap.
Tersangka lain, MK, 45 pemilik pangkalan warga Kelurahan Basirih Banjarmasin Barat. Barang bukti yang ditemukan petugas berupa gas 3 kilogram bersubsidi sebanyak 94 tabung, 157 buah tabung gas kosong.
"Kita akan tindak tegas dan kedua tersangka akan dikenakan pelanggaran pasal tentang perlindungan konsumen. Kita mengimbau kepada pangkalan dan pengecer agar tidak menjual gas LPG 3 kg di atas HET yang merugikan masyarakat," ujarnya.
Ketua Hiswanamigas Kalsel, Saibani, mengakui, hingga kini, masih terjadi antrian warga untuk membeli gas bersubsidi tersebut.
Pihaknya bersama Pertamina telah melakukan operasi pasar sejak Agustus lalu, namun kondisi kelangkaan belum bisa teratasi.
Warga mampu atau kalangan usaha diminta tidak menggunakan gas melon bersubsidi ini.
"Warga mampu hendaknya jangan ikut membeli gas untuk warga miskin ini. Kondisi kelangkaan dipicu adanya penyimpangan konsumsi gas oleh mereka yang tidak berhak atau konsumen non subsidi. Padahal kuota gas nonsubsidi cukup tersedia," ujarnya.
Namun, Saibani juga mengakui pandemi covid-19 yang berimbas pada ekonomi masyarakat juga ikut mempengaruhi konsumsi gas dengan banyak
warga kini beralih menggunakan gas melon. Konsumsi gas tiga kilogram naik 25-30%.
Karena itu, Hiswanamigas juga meminta Pertamina mengevaluasi angka kebutuhan gas elpiji tiga kilogram di tengah masyarakat ini.
Di lapangan, saat ini, harga gas elpiji tiga kilogram mencapai Rp40 ribu. Konsumsi harian gas tiga kilogram di Kota Banjarmasin sebesar
19.871 tabung perhari. Tercatat ada 542 buah pangkalan yang ada di Kota Banjarmasin. (OL-1)
GAS elpiji 3 kg meledak di salah satu rumah di Kampung Lio RT 009 RW 08 Kelurahan Bojong Pondok Terong Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.
Bareskrim Polri Polri mengungkap kasus penyuntikan gas elpiji 3 kg ke gas elpiji 12 kg yang dijual ke masyarakat di wilayah Bogor, Bekasi, Tegal. Para pelaku meraup keuntungan Rp10 miliar.
Polisi membongkar kasus penyalahgunaan gas elpiji bersubsidi 3 kg di Bogor, Bekasi, dan Tegal. Tindak pidana tersebut berupa penyuntikan gas elpiji 3 kg ke gas elpiji 12 kg.
APARATUR sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dilarang menggunakan gas elpiji 3 kilogram.
KETERSEDIAAN dan pasokan gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, aman untuk kebutuhan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H.
PT Pertamina Patra Niaga diminta memberikan kewenangan kepada satuan tugas (satgas) di daerah untuk mengatasi potensi kelangkaan gas 3 kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved