Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Semua Guru, Semua Murid (2)

Liliek Dharmawan
28/8/2020 03:40
Semua Guru, Semua Murid (2)
Kegiatan Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP) yang dilaksanakan di Desa Pesangkalan, Kecamatan Pagedongan.(MI/Liliek Dharmawan)

SATU tahun, Maitsa Putri Shafa mendampingi anak-anak Desa Pesangkalan, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa ini terpencil dan berada di tengah hutan.

“Anak-anak pinggiran itu, kalau ditanya citacitanya jika sudah besar, jawabannya sangat sederhana. Tidak sedikit yang mengaku ingin jadi sopir,” ujar Eta, panggilan akrabnya.

Jawaban sederhana itu terlontar karena pengetahuan anak-anak tersebut yang kurang. Karena itu, dalam pendampingannya, Eta membuka wawasan mereka.

“Jangan hanya mau jadi sopir. Kalian harus berusaha menjadi pemilik mobil,” tuturnya.

Di Pagedongan, Eta menerjunkan diri untuk mendampingi 120 anak-anak. Mereka ialah siswa SD Negeri 2 Pesangkalan, mulai kelas 1 hingga 6.

Eta tidak sendiri. Ia bersama anak-anak muda Banjarnegara lain yang tergabung dalam Sekolah Inspirasi Pedalaman (SIP). Komunitas ini mirip program Indonesia Belajar dalam skala lokal.

Anak-anak muda yang tergabung dalam SIP ialah putra daerah yang kuliah di Semarang, Yogyakarta, Solo dan Purwokerto. Mereka selalu mudik untuk memberikan pencerahan kepada para siswa SD di desa-desa terpencil dan yang pernah terkena bencana alam.

Dalam konsep SIP, kakak pendamping memberikan wawasan mengenai beragam profesi. Mereka juga mendorong keberanian para siswa untuk bercita-cita dan berkreativitas.

“Pada awal perkenalan, seperti biasa, anak-anak merasa malu-malu. Apalagi, mereka ialah anak-anak pinggiran. Sebagai fasilitator, kami melakukan pendekatan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan bermain agar lebih akrab,” ujar Eta.

Ada beberapa kelas yang digelar, di antaranya ialah profesi, kreativitas, dan minat baca. Mereka mengenalkan adanya banyak profesi yang jadi pilihan saat anak-anak desa itu menjadi dewasa nanti.

“Kami memotivasi mereka untuk mengejar cita-cita dengan rajin belajar. Pada intinya, kami mendorong mereka untuk bercita-cita tinggi dan memberikan manfaat bagi orang lain,” tambah Riza Azyumarrida Azra, inisiator SIP.

Dia menambahkan sejatinya program SIP itu tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak di pinggiran. Para fasilitator juga merasakan dampak positifnya.

“Mereka juga berlatih untuk berbicara di depan umum, latihan pendampingan, berinteraksi, dan merancang program. Karena itu, kami menyebut SIP sebagai semua guru, semua murid,” jelasnya.

Kini SIP tidak hanya diikuti mahasiswa, tetapi juga siswa SMA. Mereka belajar kehidupan di tengah masyarakat yang terpencil. (Liliek Dharmawan/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya