Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
BALAI Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini Temanggung akan memberikan layanan pendidikan dan pendampingan secara homecare pada penyandang disabilitas intelektual (PDI) mulai bulan September. Hal ini guna mencegah penyebaran dan penularan covid-19 pada kaum disabilitas.
Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung Langgeng Setiawan mengatakan untuk tahap pertama layanan homecare baru akan dilaksanakan di tiga kabupaten/kota yakni Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang dan Kota Magelang. Layanan ini menyasar 75 orang PDI.
"Ini merupakan bagian dari program asistensi rehabilitasi sosial berbasis keluarga. Drafnya sedang kita susun dan akan kita integrasikan dengan kebijakan dari pusat," ujar Langgeng di Temanggung, Kamis (27/8).
Baca juga: Dindukcapil Temanggung akan Jemput Bola
Langgeng menerangkan, berdasarkan arahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sekarang tidak bisa ada layanan pada disabilitas di dalam balai. Hal ini supaya tidak ada klaster baru penyebaran korona dari kalangan disabilitas intelektual. Karenanya, layanan pendampingan dilakukan melalui homecare.
"Kita akan bekerja sama dengan Dinas Sosial yang punya wilayah dan data mengenai penyandang disabilitas yang selama ini belum tersentuh layanan dari balai," imbuhnya.
Sebelumnya program penguatan kemandirian PDI berbasis keluarga ini sudah dilaksanakan di dua lokasi yakni Kabupaten Lombok Barat (NTB) dan di Kota Balikpapan. Namun, sebelum itu pihak Kemensos telah melakukan assesmen pada kaum disabilitas dan keluarganya.
"Jadi paket pelayanan di balai kita bawa ke keluarga. Mereka juga akan menerima pendidikan dan pelatihan keterampilan sesuai potensi masing-masing di keluarga," katanya.
Dijelaskan, dalam melakukan tugas pendampingan homecare, petugas BBRSPDI dibantu kader pendamping akan melakukan tes covid-19 dan dibekali alat pelindung diri (APD). Hal ini untuk memastikan petugas sehat, tidak akan menularkan virus, juga tidak tertular virus jika ada disabilitas maupun keluarganya yang terkonfirmasi korona.
"Nanti akan dilengkapi APD, jangan sampai petugas pendamping tertular atau menularkan virus. Petugas akan dipastikan sehat," tukasnya.
Melengkapi keterangan tersebut, Kepala Bidang Resosialisasi dan Bimbingan Lanjut BBRSPDI Ambarina Murdiati mengatakan karena covid, tidak mungkin dilakukan pendidikan dan pelayanan bagi disabilitas di dalam balai karena harus melalui tes korona, isolasi mandiri dan penjagaan anak. Atas dasar itu maka diselenggarakan program homecare.
"Apalagi untuk disabilitas intelektual sangat susah diberi sosialisasi mengenai protokol kesehatan. Jadi kita lakukan di tengah masyarakat. Wujudnya home visit. Jadi petugas berkunjung melakukan pendampingan," ucap Ambarina.
Pendampingan diberikan langsung pada disabilitas juga melalui orangtua dan masyarakat. Untuk itu, petugas BBRSPDI dibantu pendamping sosial. Pada kegiatan homecare akan diberikan parenting skill, layanan dasar dan keterampilan. Sasaran homecare untuk semua umur, yakni dari umur 2 tahun hingga 59 tahun.(OL-5)
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
Isu kesehatan dan hak reproduksi bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, adalah isu yang fundamental namun kerap terabaikan oleh para pemangku kebijakan.
Penyandang disabilitas mendapat perhatian khusus dengan disediakannya ruang dan fasilitas pendukung, termasuk lowongan pekerjaan inklusif.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Pentingnya tanda identifikasi bagi penyintas disabilitas tak nampak karena sering kali mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus saat di ruang publik maupun transportasi umum.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved