Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Massa Buka Paksa Peti Jenazah Covid-19 dan Usir Wakil Bupati

Yose Hendra
25/8/2020 21:45
Massa Buka Paksa Peti Jenazah Covid-19 dan Usir Wakil Bupati
Pengendara melintas di depan seni instalasi yang menggambarkan tenaga medis memegang peti jenazah korban covid-19 di Jakarta, Sabtu (16/8).( MI/ANDRI WIDIYANTO)

MASSA membuka paksa peti jenazah pasien positif covid-19, YS, 47, saat sampai di rumah duka di Jorong (dusun) Parik Dalam, Nagari (desa) Tae Baruh, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, semalam.

Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan memaparkan peristiwa yang ia saksikan sendiri. Almarahum YS, meninggal pada Senin (24/8) sore sekitar pukul 18.00 di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dengan status positif covid-19.

"Rujukan awal dinyatakan covid-19, dan dia dikirim (pasien) dari RSUD Adnaan WD tanggal 21 Agustus. Pada tanggal 24 Agustus meninggal, dan sudah diminta persetujuan ke ahli waris, terutama istri, bahwa penyelenggaraan (pemusaran) secara protap covid. Sudah setuju," ungkap Ferizal, Selasa (25/8).

Sementara di kampungnya, Tae Baruah, jelas Ferizal, tim kecamatan dan nagari terdiri dari Muspika, Camat dan Wali Nagari mendudukan dengan masyarakat soal proses pemakamannya. Dan lagi-lagi sudah disepakati secara covid.

"Tapi ada catatan belakangan, apabila ahli waris, istri berkeinginan menyelenggarakan sesuai syariat Islam," sambungnya.

Pukul 20.00 WIB, certa Ferizal, dia ditelepon Polsek Payakumbuh, untuk bisa datang, menetralkan, menjelaskan ke masyarakat. Sebab suasana agak memanas.

Pukul 20.45 WIB, ia sampai di lokasi. "Saya sampaikan, diskusikan, jelaskan, kedudukan protap covid dan syariat Islam. Termasuk mengatakan bahwa almarhum syahid dan telah diproes secara syariat Islam," kata Ferizal.

Dalam memberi pengarahan, ambulans tiba dari Bukittinggi. Waktu ambulans tiba, orang-orang dalam jumlah ratusan, mengerumuni ambulans tersebut. Mereka minta peti jezanah itu dibawa ke rumah bukan ke lokasi makam langsung.

Lokasi makam sendiri, menurut Ridwan, sekitar 400 meter dari rumah almarhum.

"Diturunkan oleh masyarakat, dibawa ke rumah. Maksud mereka untuk melihat. Saya katakan kalau lihat, harus pakai APD. Saya sudah siapkan 10 APD, Puskesmas 15 APD. Jadi ada 25 APD yang disiapkan. Tapi terlanjur dibuka itu peti jenazah, dan akhirnya dibuka juga plastik yang membungkus almarhum, dan dimandikan. Diselenggarakan proses jenazah seperti keadaan normal, diakhiri salat jenazah di masjid mungkin," terangnya.

Baca Juga: Ini Prosedur Lengkap Penanganan Jenazah Pasien Covid-19 di DKI

Ferizal sendiri mengaku sempat diusir oleh massa. Ia pun mengalah, dan langsung pergi sebelum kondisi benar-benar sudah tak terkendali.  "Kalau bertahan, dampak tidak akan baik. Demi keselamatan masyarakat juga, dari covid. Bisa banyak OTG nantinya," tandasnya.

Usai kejadian ini, Ferizal mengatakan, pihaknya sejauh ini menginventaris dengan melakukan treking dan tracing mereka yang hadir, untuk di swab besok. "Kita minta kesadaran masyarakat terutama penyenggara. Jumlahnya seribuan. Kalau sekitar rumah ada 500 menumpuk, berjejer jalan juga banyak," bilang Ferizal.

YS adalah tenaga kontrak kebersihan atau 'pasukan kuning' di Kota Payakumbuh. Ia, kata Ferizal, satu dari tiga kasus covid di Limapuluh Kota. Namun,YS adalah positif covid pertama yang meninggal di Limapuluh Kota.

Terkait kejadian ini, Ferizal memilih tidak membawah ke ranah hukum. Dia berharap masyarakat punya kesadaran soal covid-19. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya