Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Klaten Kembangkan Kelompok Bank Sampah

Djoko Sardjono
01/8/2020 08:16
Klaten Kembangkan Kelompok Bank Sampah
Sejumlah pengendara melintas di dekat ornamen unta yang terbuat dari susunan botol bekas yang dipajang dalam rangka Biennale Bank Sampah.(ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho)

BERBAGAI upaya dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)  Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, untuk penanganan dan pengurangan timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis. Karena, hingga saat ini, baru 70% sampah yang tertangani dari produksi 163 ton per hari.

Kepala Dinas LHK Klaten Sri Hadi, pada penutupan Biennale Bank Sampah di Ruang Bersama Tanah Air Bayat, Kamis (30/7), menyebut 70% sampah yang tertangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu baru mencakup 20 dari 26 kecamatan di Klaten.

"Untuk penanganan dan pengelolaan sampah, Dinas LHK Klaten telah membentuk kelompok-kelompok bank sampah, tempat pengelolaan sampah
reuse, reduce, dan recycle (TPS3R), dan budidaya lalat maggot, termasuk penyelenggaraan Biennale Bank Sampah," jelasnya.

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di DIY Alami Lonjakan

Dengan didampingi Direktur Lima Benua Art Management Liben, Sri Hadi mengatakan Biennale Bank Sampah yang digelar sejak 23 Juli lalu bertujuan mengubah mindset masyarakat bahwa sampah tidak harus dibuang sia-sia karena memiliki nilai ekonomi dan seni tinggi.

"Mindset publik tentang sampah harus diubah. Konsep pengelolaan sampah yang hanya memindahkan sampah kumpul, angkut, dan buang itu harus diakhiri. Sekarang yang perlu digaungkan pola SPOB, yaitu sampah, pilah, olah, dan berkah dalam pengelolaan sampah tersebut," jelasnya.

Sementara, Bupati Klaten Sri Mulyani dalam sambutan dalam tertulis yang dibacakan Kepala Dinas LHK Sri Hadi mengatakan bank sampah dan penerapan 3R (reuse, reduse, dan recycle) merupakan strategi penanganan dan pengelolaan sampah yang perlu dikembangkan di masyarakat.

"Bank sampah dan pengelolaan sampah dapat diimplementasikan dengan mudah di masyarakat sebagai upaya membumikan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Untuk itu, konsep budaya lama yang hanya kumpul sampah, angkut, dan buang harus ditinggalkan," imbuhnya.

Melalui Biennal Bank Sampah diharapkan pola pikir masyarakat berubah dalam pengelolaan sampah. Konsep sampah kumpul, angkut, buang kini saatnya ditinggalkan. Dengan konsep 3R, sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomi dan seni tinggi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya