Biennale Bank Sampah Klaten Ubah Perilaku Masyaraakat

Djoko Sardjono
24/7/2020 07:01
Biennale Bank Sampah Klaten Ubah Perilaku Masyaraakat
Pembukaan Biennale Bank Sampah dengan ditandai pemukulan gong oleh Wahyu Prasetyo, Asisten II Sekda Klaten.(MI/Djoko Sardjono)

BUPATI Klaten Sri Mulyani, diwakili Asisten II Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Wahyu Prasetyo, membuka Biennale Bank Sampah di Ruang Bersama, Mogok, Desa Paseban, Bayat, Kamis (23/7).

Biennale Bank Sampah digelar atas kerja sama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLKH) Klaten dengan Lima Benua Art Management. Pameran ini berlangsung selama sepekan, mulai 23 hingga 30 Juli 2020.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wahyu Prasetyo, Bupati  Sri Mulyani mengatakan di banyak daerah dan kota timbulan sampah sering
menjadi sumber masalah, seperti pencemaran lingkungan.

Baca juga: Forum CSR Dibentuk di Sorong Demi Maksimalkan Bantuan untuk Warga

"Bahkan, urusan sampah ini bisa menimbulkan konflik sosial. Hal itu terjadi akibat manajemen yang salah dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Nah, kasus seperti ini tidak boleh terjadi di Klaten," katanya.

Untuk penanganan dan pengurangan sampah rumah tangga, perilaku (mindset)  masyarakat perlu ditanamkan kebiasaan sikap peduli kebersihan, seperti tidak boleh membuang sampah di sembarang tempat atau di sungai.

"Karena itu, kepedulian masyarakat memilah dan memilih sampah harus menjadi gerakan bersama. Perubahan pola pikir dalam pengelolaan sampah pun akan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan," ujarnya.

Terkait Biennale Bank Sampah, Bupati Sri Mulyani menyambut positif penyelenggaraan pameran produk seni berbahan barang bekas itu dengan harapan ke depan dijaga keberlanjutannya dengan kemasan yang lebih edukatif.

Kepala DLHK Klaten Sri Hadi, selaku ketua panitia Biennale Bank Sampah 2020, melaporkan tujuan diadakan pameran produk seni berbahan sampah itu untuk mengubah mindset masyarakat tentang pengelolaan sampah.

Dengan penyelenggaraan Biennale Bank Sampah, diharapkan dapat mengubah pola pikir generasi Z atau milenial bahwa sampah tidak harus dibuang karena memiliki nilai ekonomi dan nilai seni.

Biennale Bank Sampah 2020 diikuti bank sampah dari berbagai wilayah di Klaten, sekolah adiwiyata yang memamerkan produk berbahan sampah, dan Lima Benua Art Management menyajikan produk seni bernilai tinggi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya