Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Covid-19, Petani Baomekot Kesulitan Tenaga Kerja Panen Cengkeh

MI/Gabriel Langga
16/7/2020 15:52
Covid-19, Petani Baomekot Kesulitan Tenaga Kerja Panen Cengkeh
Petani di Baomekot sedang menjemur cengkeh.(MI/Gabriel Langga)

GEGARA Covid-19, petani cengkeh di Desa Baomekot, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur kesulitan mendapatkan tenaga kerja untuk memanen cengkeh yang saat ini lagi musim panen.

Kepala Desa Baomekot Laurensius Sai saat ditemui media Indonesia Kamis (16/7) mengatakan, mayoritas warganya merupakan petani cengkeh. Saat ini, desa kita sementara masuk musim panen cengkeh.

Namun kata dia, saat musim panen cengkeh ini, justru warganya mengalami kesulitan tenaga kerja untuk memanen cengkeh akibat dari adanya pembatasan sosial karena virus Covid-19.

Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor Kopi dan Cengkeh ke Enam Negara di Pasuruan

"Setiap kali panen cengkeh, pasti petani di sini menggunakan tenaga kerja dari luar untuk memanen cengkeh. Sekarang, hasil produksi cengkeh membaik tetapi kendala yang dihadapi petani di sini soal tenaga kerja. Apalagi situasi Covid-19, tenaga kerja dari luar enggan ke sini," papar Kades Baomekot.

Kades Baomekot menuturkan setiap kali musim panen, tenaga kerja yang datang ke desanya bisa mencapai 200 pekerja. Mereka tenaga kerja ini dihargai upah per kilogram cengkeh yakni 1 kilogram Rp4.000.

"Kita kesulitan tenaga kerja ini, maka bunga cengkeh bisa berubah menjadi buah cengkeh. Hal ini, tentu semakin merugikan petani kita di sini," papar Kades Baomekot.

Selain kesulitan tenaga kerja, kata Kades Baomekot, para petani juga mengeluhkan turunnya harga jual cengkeh kering. "Harga jual cengkeh kering saat ini Rp57 ribu per kilogram dibandingkan tahun lalu bisa mencapai Rp115 ribu per kilogram. Harga cengkeh sekarang merosotnya. Turun jauh. Tahun lalu harga lebih bagus," terang kades Baomekot itu.

Dirinya menambahkan jumlah petani cengkeh di Desa Baomekot sekitar 315 kepala keluarga (KK) dengan luas garapan cengkeh 151 hektare. "Selain komoditas cengkeh, petani di Desa Baomekot juga bergantung dari hasil komoditas kakao dan pala," pungkas dia. (GL/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya