Bali akan Lakukan Inovasi untuk Genjot PAD

Arnoldus Dhae
14/7/2020 00:55
Bali akan Lakukan Inovasi untuk Genjot PAD
Gubernur Bali, I Wayan Koster(MI/Ruta Suryana )

PEMERINTAH Provinsi Bali terus berinovasi mencari sumber pendapatan asli daerah (PAD). Selama ini, PAD Bali berasal dari dua sumber utama yakni pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.

Pada 2019, pendapatan dari dua sektor itu mencapai Rp700 miliar dan dinilai sudah maksimal. Jika dipaksa terus digenjot berarti sama saja dengan memaksa peningkatan jumlah pemakaian kendaraan bermotor di Bali.

Hal ini tentu berimbas pada penambahan kemacetan dan peningkatan polusi udara. Dampaknya justru akan makin memperburuk kondisi alam dan lingkungan Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata.

Menyikapi hal itu, Gubernur Bali I Wayan Koster menggagas penggalian sumber-sumber PAD dari sektor lainnya namun terkait dengan keunggulan yang dimiliki Bali. Gubernur menyampaikan gagasan itu pada Sidang Paripurna bersama DPRD Provinsi Bali di Ruang Sidang Utama Kantor DPRD Provinsi Bali, Senin (13/7).

"Saya melihat ini masukan dari seluruh fraksi, dan saya sependapat akan upaya untuk peningkatan PAD Bali dari sumber-sumber lainnya yang berpotensi. Karena PAD kita yang berasal dari pajak kendaraan bermotor sudah maksimal tidak bisa lagi didorong-dorong, tidak lagi bisa dipaksa-paksa. Sekuat apa pun berusaha, sudah tidak lagi akan menghasilkan yang optimal dari sumber ini," tegas Gubernur Koster.

Menurut Koster, pihaknya akan melakukan berbagai terobosan guna memperbesar PAD Bali. Saat ini sedang dirumuskan beberapa gagasan dari sumber lain.

"Beberapa potensi akan kita jalankan sambil menunggu situasi pandemi kondusif. Yang pertama yakni kontribusi wisatawan mancanegara, yang perda dan pergubnya sudah jadi dan sudah disetujui Mendagri. Hal itu akan diterapkan saat kunjungan wisatawan mancanegara mulai dibuka sekitar September," jelasnya.

Potensi kedua, jelas Gubernur, yakni banyaknya Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Bali bukan hanya sekedar untuk berwisata, namun juga melaksanakan aktivitas usaha bisnis tanpa dikenakan biaya sepeser pun. Sehingga bisa didata dan ditata, agar bisa menjadi sumber PAD baru.

"Yang berikutnya yakni Bali menjadi hub produk ekspor beberapa daerah, produk-profuk komoditi pangan dan kerajinan rakyat tersebut masuk melalui Bali dan selama ini gratis. Saya sudah berdiskusi dengan berbagai instansi terkait, ini bisa menjadi salah satu potensi yang kita kelola sebagai sumber PAD," imbuhnya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya