Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kemarau, Karhutla di NTT Meningkat

Palce Amalo
08/7/2020 20:05
Kemarau, Karhutla di NTT Meningkat
Apel siaga dan pelatihan pencegahan karhutla di Distrik VII PT Wirakarya Sakti, Tanjungjabung Timur, jambi, Senin (6/7).(MI/Solmi)

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah memasuki musim kemaru.

Pada Selasa (7/7), kebakaran terpantau di delapan titik di Pulau Sumba, terdiri dari lima titik di Sumba Timur dan tiga titik di Sumba Tengah. Pada Rabu (8/7), lokasi kebaran hanya terpantau di dua titik, namun satu titik terpantau di Pulau Lembata, tepatnya di Kecamatan Omesuri. Sedangkan satu titik kebakaran lagi terpantau di Kecamatan Pahungga Lodu, Sumba Tengah.

Kepala Bidang Pengendalian dan Perlindungan, Dinas Kehutanan dan Lingkungan NTT, Johan Loban mengatakan karhutla di daerah itu disebabkan banyak faktor antara lain pembukaan lahan dan warga membakar lahan dengan harapan tumbuh rumput baru bagi makanan ternak."Kebakaran lahan di NTT jauh lebih besar dari daerah lain," ujarnya.

Dia menyebutkan ekosistem sabana di Pulau Sumba terancam dan berpotensi menjadi gurun akibat kebakaran yang terus berlangsung setiap kemarau.

Baca juga:Kurang Tenaga Atasi Kebakaran Hutan

Menurutnya, pemerintah pusat belum memberikan perhatian serius kepada kebakaran hutan dan lahan di NTT. Sebaliknya, perhatian pemerintah masih pada kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatra dan Kalimantan.

"Padahal kalau kita kehilangn ekositem sabana itu negara juga rugi. jadi harus dikasih perhatian yang sama dengan kebakaran lahan gambut,"
ujarnya.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Lingkungan NTT, pada periode Januari-September 2019, karhutla di Indonesia mencapai 328.722 hektare. Dari jumlah tersebut, karhutla di wilayah NTT mencapai 108.000 hektare (33%) atau terluas jika dibandingkan kebakaran di provinsi lainnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya