Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TIGA bulan setelah diluncurkan, satelit FireSat Protoflight milik perusahaan Muon Space akhirnya mengirimkan citra pertamanya dari orbit rendah Bumi. Satelit ini menjadi bagian pertama dari rencana konstelasi lebih dari 50 satelit yang bertujuan memantau dan mendeteksi kebakaran hutan secara global.
Dalam misi awalnya, FireSat menggunakan instrumen multi-band inframerah (IR) untuk memindai lanskap dan mengidentifikasi tanda-tanda panas spesifik yang berpotensi menunjukkan titik api. Citra perdana tersebut memperlihatkan kemampuan satelit dalam menangkap jejak panas, baik di kawasan pedesaan maupun perkotaan.
“Citra ‘first light’ ini membuktikan sensor inframerah kami berfungsi sebagaimana mestinya dan menghasilkan data berkualitas tinggi,” kata Dan McCleese, Chief Scientist Muon Space, dalam pernyataan resminya.
“Pencitraan inframerah dengan kualitas seperti ini adalah salah satu bidang paling menantang dalam penginderaan jauh, dan kami bangga menjadi salah satu dari sedikit pemain komersial yang berhasil mengembangkannya di orbit.”
Dari ketinggiannya, FireSat mampu mendeteksi titik panas kecil dengan luas sekitar 5 meter, dengan lebar cakupan pemindaian mencapai 1.500 km. Satelit ini memindai dalam enam spektrum sekaligus untuk mengurangi kemungkinan kesalahan deteksi serta mengenali kebakaran bersuhu rendah.
Dalam uji pertamanya, FireSat juga menangkap jejak aktivitas panas di kawasan terpencil seperti Gunung Kalauea di Hawaii dan kompleks ladang minyak Sarir di Libya, termasuk jejak semburan gas (gas flares).
Diluncurkan pada 14 Maret 2025 dari Vandenberg Space Force Base melalui misi Transporter 13 milik SpaceX, satelit ini merupakan hasil kolaborasi antara Muon Space dan organisasi nirlaba Earth Fire Alliance. Tujuannya adalah untuk menyediakan data yang lebih akurat dan mendalam bagi pembuat kebijakan, petugas pemadam kebakaran, dan masyarakat terdampak kebakaran hutan.
CEO Muon Space, Jonny Dyer, menyebut keberhasilan ini sebagai lompatan besar dalam waktu singkat. “Saya sangat antusias dengan kecepatan transisi dari formulasi misi FireSat ke demonstrasi orbit, serta kualitas data yang kami hasilkan saat ini,” katanya.
Menurut rencana, tiga satelit FireSat tambahan akan diluncurkan pada tahun 2026, dengan seluruh konstelasi diproyeksikan beroperasi penuh pada tahun 2030. Jika berhasil, sistem ini akan mampu memindai seluruh permukaan Bumi setiap 20 menit, dengan area rawan kebakaran dipantau lebih sering.
Langkah ini dinilai dapat mengisi kesenjangan dalam sistem deteksi kebakaran berbasis satelit yang saat ini masih terbatas, serta mempercepat respons dalam upaya penyelamatan dan mitigasi bencana kebakaran hutan di seluruh dunia. (space/Z-2)
Kebakaran hutan di Prancis mencapai pinggiran kota Marseille. Kebakarna ini menyebabkan 110 orang terluka dan 400 warga dievakuasi.
California tengah dilanda kebakaran hutan terbesar yang pernah dihadapi negara bagian tersebut sejak awal 2025.
Kebakaran hutan besar di Pulau Kreta, Yunani, dilaporkan tidak terkendali. Sebanyak 200 pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api.
Sebanyak dua orang tewas dalam insiden penembakan saat merespon kebakaran hutan di Idaho, Amerika Serikat.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved