Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
GUBERNUR Sumatera Utara Edy Rahmayadi memerkirakan angka upah minimum di provinsinya akan mengalami penurunan pada tahun depan akibat terjadinya pandemi Covid-19.
Gubernur Edy mengatakan sepanjang tahun ini kondisi akan lebih sulit karena pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah pencapaian tahun lalu.
Pada tahun lalu pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,22%, tetapi pada tahun ini diperkirakan hanya akan berada di kisaran 3%.
"Pakar ekonomi kita hanya menjamin sampai akhir tahun hanya 2,55 persen.
Jika pertumbuhan ekonomi kita 5,22 persen dan upah minimum regional (UMR) kita Rp2,4 Juta, maka penentuan upah berikutnya kemungkinan bisa menurun," ungkapnya, Senin (6/7).
Padahal, angka UMR atau upah minimum provinsi (UMP) Sumut sepanjang tiga tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Pada 2018 UMP Sumut adalah sebesar Rp2,132 juta, sementara UMP 2019 dan 2020 sama-sama berada di angka
Rp2,499 juta.
Jika penurunan upah tersebut sampai terjadi, kata Edy, maka pada 2021 Pemprov Sumut perlu melakukan intervensi harga bahan-bahan pokok, seperti beras, minyak, sayur dan lainnya.
"Perlu dilakukan intervensi agar menurunnya pendapatan masyarakat diikuti penurunan harga," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, saat ini kondisi negara, termasuk provinsinya, mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.
Wabah Covid-19 yang masih melanda dunia sampai sekarang telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat dan banyak menyebabkan kesulitan seiring lumpuhnya sendi perekonomian pada berbagai bidang.
Terkait dengan wabah dia kembali meminta warganya untuk tetap menaati protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 karena rencana penerapan skema kelaziman baru (new normal) di provinsinya masih dalam tahap perencanaan. (OL-8).
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved