Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Harga Rumput Laut Kering di Kupang Anjlok

Palce Amalo
24/6/2020 11:05
Harga Rumput Laut Kering di Kupang Anjlok
Petani rumput laut di Kupang, NTT tengah menjemur hasil panennya.(MI/Palce Amalo)

SEDIKITNYA 62 petani rumput laut di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur merugi akibat harga jual rumput laut menurun drastis atau anjlok.

Sejak musim panen 2020, harga rumput laut kering anjlok mencapai Rp17.500 per kilogram (kg) dari harga semula Rp22.500 per kg. Akhir 2019, harga rumput laut masih tinggi yakni Rp25 ribu per kg.

Sekretaris Kelompok Petani Rumput Laut Desa Lifuleo, Matheos Laka menyebutkan harga anjlok lantaran rumput laut tercemar debu yang terbawa oleh arus laut. Akibatnya, petani melakukan panen dini untuk menyelamatkan rumput laut yang tersisa.

"Debu terbawa arus air laut dan menempel di rumput laut sehingga warna rumput laut menjadi putih. Kalau tidak cepat dipanen, rumput laut akan hancur," kata Matheos Laka, di Kupang, NTT, Rabu (24/6).

Selain harga anjlok, produksi rumput laut juga merosot, yang menurut Matheos Laka, disebabkan oleh pencemaran yang berasal dari debu. "Biasanya hasil panen rumput laut saya 200 kilogram, sejak terkena debu, hanya bisa panen 30 kilogram saja," ujarnya.

Rata-rata petani setempat melakukan budidaya rumput laut menggunakan metode long line atau tali panjang yang dibentangkan. "Saya panen dari 11 tali, panjangnya masing-masing tali 50 meter," katanya.

Petani rumput laut lainnya, Lenora Abia mengatakan ukuran rumput laut yang terkena debu masih bisa dibersihkan dengan air laut. "Untuk kebutuhan makan, bersihkan dulu baru diolah," ujarnya. Namun, untuk kebutuhan industri, rumput laut yang baru dipanen, langsung dijemur dengan kondisi debu yang masih menempel. (OL-13)

Baca Juga: Indonesia Lepas Ekspor Rumput Laut Kering ke Tiongkok

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik