Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp500 miliar untuk penanganan kasus virus korona.
Hingga Juni, baru sekitar Rp126 miliar yang terpakai sehingga tersisa Rp374 miliar.
"Jumlah tersebut yang akan didorong. Hanya saja, aturan mengenai proses pembelanjaan dari kebutuhan tersebut kini terkendala aturan mengenai proses pembelanjaan dari pada kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selama ini yang kita gunakan untuk pembiayaan Covid-19 adalah belanja tidak terduga (BTT). Sementara itu ada di komponen belanja langsung," jelas Pelaksana tugas Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulsel Junaedi, Selasa (23/6).
Dihadapan Komisi B DPRD Sulsel, Senin (22/6), ia menjelaskan, penganggaran awal untuk penanganan Covid-19 memang Rp500 miliar. Sekitar Rp157 miliar dana dari BTT yang memang dialokasikan untuk penanganan dampak ekonomi, hanya difokuskan pada kegiatan yang bersifat sangat mendesak seperti pelayanan kesehatan dan pembelian sembako.
"Sesuai Keppres, masa tanggap darurat sudah berakhir 29 Mei lalu. Artinya, pengelolaan keuangan sudah masuk kembali ke tahapan normal. Ketika memasuki tahapan normal, maka pengalokasian anggaran harus dilakukan melalui APBD parsial atau perubahan APBD walaupun itu hanya perubahan Pergub," urai Junaedi.
Ia menargetkan pembahasan APBD parsial bisa dilakukan Juli mendatang. "Dengan demikian, intervensi dari sisi penganggaran baru bisa dilakukan setelah Juli," sebut Jumaedi.
Adapun intervensi dampak ekonomi yang dimaksud, yaitu kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi, seperti UMKM, industri, perdagangan, pertanian, perikanan kelautan, termasuk kehutanan dan perkebunan. (R-1)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved