Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
MELONJAKNYA tagihan rekening lstrik yang dialami sebagian pelanggan, masih medapat sorotan banyak pihak. Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah Paramitha Widya Kusuma, menyebut alasan PLN tidak masuk akal dan dibuat-buat. Hal itu disampaikan Mitha dalam keterangan tertulis, Jumat (19/6).
"PLN beralasan kalau tagihan tersebut merupakan akumulasi dari tagihan sebelumnya yang tidak tercatat. Namun alasan berubah karena rekening melonjak akibat (work from home (WFH), terus alasan lain katanya mereka pada nonton drama Korea (Drakor). Ini alasan yang tidak masuk akal," ujar Mitha.
Mitha merujuk di Dapilnya yang meliputi Kabupaten/kota Brebes dan Tegal,banyak warnet yang sudah tutup selama dua bulan lantaran pandemi korona. Seluruh perangkat komputer sudah diangkut dari tempat tersebut. Tapi tagihan listrik malah membengkak menjadi Rp7 juta yang biasanya hanya Rp2,5-3 juta.
Ia menuturkan ada relawan yang rumahnya jauh dari kota, sama sekali tidak ada penerapan PSBB dan tidak ada WFH, namun tagihannya naik 100%. Tak hanya itu, ada juga kost-kostan mahasiswa di Kota Kecamatan Bumiayu di Kabupaten Brebes yang kosong ditingga mahasiswa yang pulang karena kampusnya diliburkan, tagihannya tidak normal.
"Banyak laporan yang masuk ke saya mereka mengeluh dan menanyakan hal tersebut. Semua keluhan mereka sudah saya sampaikan saat rapat dengar pendapat bersama Dirut PLN pada Rabu, 17 Juni 2020," ucapnya.
Mitha meminta jangan jadikan alasan pencatat meteran tidak bisa bekerja karena pandemi korona. Mereka kan tidak bertemu langsung dengan pelanggan. Wong cuma catat meteran saja. Apalagi alasan dihalangi warga karena ada karantina desa. Mereka kan petugas resmi yang ada identitasnya," terang Mitha.
Menurutnya saat ini banyak pelanggan menjerit karena tiba tiba tagihan mereka sangat tinggi di tengah pandemi korona, karena dampak wabah ini tidak hanya dirasakan orang bawah, tapi hampir semua lapisan masyarakat.
"Harusnya ingat yang terdampak itu hampir semua lapisan masyarakat. Saya sangat prihatin kinerja PLN kalau seperti ini. Saya harap ke depan perusahaan milik negara ini mampu memberi pelayanan yang humanis atau ramah terhadap masyarakat pelanggan," sarannya.
baca juga: Perusahaan Harus Terapkan Protokol Kesehatan
Ia memaparkan mesin penggerak ekonomi bangsa saat ini sedang tidak bekerja maksimal akibat wabah covid-19. PLN harus membentuk tim pengendali pasar karena produk listrik sudah berlebih. Ia berharap PLN menciptakan program inovatif dan pro rakyat, tidak malah menambah kegaduhan di tengah masyarakat.
"PLN jangan suka nakut nakuti. Kalau nagih pakai bahasa yang baik lah. Masa bilangnya, jika tanggal sekian tidak bayar, maka akan dicabut. Itu bahasa yang bikin pelanggan marah dan tersinggung," pungkasnya. (OL-3)
Pelaksanaannya memang lebih cepat, karena kebetulan akan ada pelaksanaan festival Wolobobo.
Salah satu penerima manfaat, Agus, warga Bima, mengungkapkan kegembiraannya setelah rumahnya teraliri listrik,
Penghargaan ini diberikan karena program PLN Peduli 'Desa Berdaya' ini telah memberi dampak positif bagi masyarakat dan menjadi wujud komitmen dalam berkelanjutan program.
tarif tenaga listrik PT PLN (Persero) Triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi tidak mengalami kenaikan atau tetap
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan tarif listrik PT PLN, pada triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 tidak naik.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved