Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Drakor Picu Tagihan Listrik Naik, Legislator: Tidak Masuk Akal

Supardji Rasban
19/6/2020 12:27
Drakor Picu Tagihan Listrik Naik, Legislator: Tidak Masuk Akal
Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah Paramitha Widya Kusuma(Istimewa)

MELONJAKNYA tagihan rekening lstrik yang dialami sebagian pelanggan, masih medapat sorotan banyak pihak. Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah Paramitha Widya Kusuma, menyebut alasan PLN tidak masuk akal dan dibuat-buat. Hal itu disampaikan Mitha dalam keterangan tertulis, Jumat (19/6). 

"PLN beralasan kalau tagihan tersebut merupakan akumulasi dari tagihan sebelumnya yang tidak tercatat. Namun alasan berubah karena rekening melonjak akibat (work from home (WFH), terus alasan lain katanya mereka pada nonton drama Korea (Drakor). Ini alasan yang tidak masuk akal," ujar Mitha.
     
Mitha merujuk di Dapilnya yang meliputi Kabupaten/kota Brebes dan Tegal,banyak warnet yang sudah tutup selama dua bulan lantaran pandemi korona. Seluruh perangkat komputer sudah diangkut dari tempat tersebut. Tapi tagihan listrik malah membengkak menjadi Rp7 juta yang biasanya hanya Rp2,5-3 juta.
     
Ia menuturkan ada relawan yang rumahnya jauh dari kota, sama sekali tidak ada penerapan PSBB dan tidak ada WFH, namun tagihannya naik 100%. Tak hanya itu, ada juga kost-kostan mahasiswa di Kota Kecamatan Bumiayu di Kabupaten Brebes yang kosong ditingga mahasiswa yang pulang karena kampusnya diliburkan, tagihannya tidak normal.
     
"Banyak laporan yang masuk ke saya mereka mengeluh dan menanyakan hal tersebut. Semua keluhan mereka sudah saya sampaikan saat rapat dengar pendapat bersama Dirut PLN pada Rabu, 17 Juni 2020," ucapnya.

Mitha meminta jangan jadikan alasan pencatat meteran tidak bisa bekerja karena pandemi korona. Mereka kan tidak bertemu langsung dengan pelanggan. Wong cuma catat meteran saja. Apalagi alasan dihalangi warga karena ada karantina desa. Mereka kan petugas resmi yang ada identitasnya," terang Mitha.
     
Menurutnya saat ini banyak pelanggan menjerit karena tiba tiba tagihan mereka sangat tinggi di tengah pandemi korona, karena dampak wabah ini tidak hanya dirasakan orang bawah, tapi hampir semua lapisan masyarakat.

"Harusnya ingat yang terdampak itu hampir semua lapisan masyarakat. Saya sangat prihatin kinerja PLN kalau seperti ini. Saya harap ke depan perusahaan milik negara ini mampu memberi pelayanan yang humanis atau ramah terhadap masyarakat pelanggan," sarannya.

baca juga: Perusahaan Harus Terapkan Protokol Kesehatan

Ia  memaparkan mesin penggerak ekonomi bangsa saat ini sedang tidak bekerja maksimal akibat wabah covid-19. PLN harus membentuk tim pengendali pasar karena produk listrik sudah berlebih. Ia berharap PLN menciptakan program inovatif dan pro rakyat, tidak malah menambah kegaduhan di tengah masyarakat.
     
"PLN jangan suka nakut nakuti. Kalau nagih pakai bahasa yang baik lah. Masa bilangnya, jika tanggal sekian tidak bayar, maka akan dicabut. Itu bahasa yang bikin pelanggan marah dan tersinggung," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya