Banjir Rob Nyaris Tenggelamkan Pulau Simonet Pekalongan

Akhmad Safuan
08/6/2020 14:36
Banjir Rob Nyaris Tenggelamkan Pulau Simonet Pekalongan
Sejumlah warga melintas di jalan yang tergenang banjir rob di Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (3/6/2020)(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

BANJIR air laut pasang (Rob) di Pekalongan nyaris membuat satu dusun dan satu pulau hilang dari peta Indonesia yakni Pulau Simonet, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Pulau Simonet yang berada sekitar tujuh kilometer di pantai utara (pantura) Kabupaten Pekalongan hampir tidak tampak dari permukaan, banjir rob setinggi 1,5 meter menutup pulau kecil dengan 54 bangunan rumah yang dihuni 200 jiwa.

Pulau Simonet di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, nyaris hilang dalam peta Indonesia akibat tenggelam oleh banjir rob, 200 jiwa penghuni terpaksa diungsikan oleh tim gabungan TNI, Polri dan PMI ke daerah yang aman di seberang pulau dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit menggunakan perahu dan rakit.

Dusun Pulau Simonet yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari pantai Wonokerto, Pekalongan, ini sudah puluhan tahun ditempati warga yang sebagian besar adalah nelayan, namun banjir rob yang terjadi saat ini merupakan terbesar sejak sepuluh tahun terakhir hingga membuat penghuni pulau mengungsi.

"Banjir rob biasanya hanya 20-30 sentimeter, tapi sekarang sudah nyaris menenggelamkan rumah kami hingga warga berlarian mengungsi," kata Sumirah, 43, warga Simonet di pengungsian di sebuah gudang kosong di Desa Semut, Kecamaran Wonokerto, Pekalongan.

Baca juga: Tanggul akan Dibangun untuk Tahan Rob

Saat rob datang, ujar Haryoto, warga lain, sebanyak 200 jiwa harus berjalan mencari jalan menuju ke pantai dan beramai-ramai menaiki rakit serta perahu menuju ke daratan di seberang untuk mengungsi.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan hampir sebulan, 64 keluarga yang menempati 54 rumah di Pulau Simonet terendam banjir rob, sehingga Pemkab Pekalongan sedang mengupayakan langkah untuk menyelamatkan ratusan jiwa warga pulau itu.

"Kita memberikan solusi kepada warga Pulau Simonet untuk direlokasi ke Desa Semut, namun karena mata pencaharian warga pulau itu adalah nelayan cukup sulit untuk memindahkan mereka," ujar Asip.

Relokasi warga Pulau Dusun Simonet ini, lanjut Asip, karena secara teknis sulit melakukan antisipasi rob di pulau tersebut.

"Kita terus membujuk dan menyosialisasikan kepada warga Simonet agar bersedia direlokasi," imbuhnya.

Peristiwa tenggelamnya Pulau Simonet di Kabupaten Pekalongan akibat rob mengingatkan pada hilangnya pulau dengan dua dusun yakni Senik dan Tambakrejo, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak pada tahun 2004 dan dua tahun kemudian yakni sebanyak 206 keluarga terpaksa direlokasi karena pulau itu tidak dapat ditempati lagi.

Hingga kini, Pulau Senik telah menjadi hutan mangrove dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi burung bangau dan kepiting bakau, hanya tinggal satu keluarga yang bertahan di pulau itu yakni Keluarga Mak Ijah, 65, dengan rumah di atas air, sementara bangunan rumah, sekolah dan masjid di sekitarnya hanya setengah bangunan yang tampak.

Kemudian, sejumlah 206 keluarga yang kini direlokasi di Desa Gemulak sejak tahun 2006-2010 itu nasibnya juga tidak jelas karena hanya menempati tanggul sungai di sepanjang desa itu dan tidak ada upaya Pemkab Demak untuk memberikan lahan yang layak bagi warga eks-Pulau Senik tersebut.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya