Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BANJIR rob diperkirakan akan berkurang dua hari ke depan. Hal ini disebabkan bergesernya fase bulan purnama dan menurunnya kecepatan angin yang membangkitkan gelombang tinggi.
"Namun, potensi rob masih dapat terjadi karena secara klimatologis tinggi muka air laut di Pesisir Jawa pada bulan Juni lebih tinggi dari rata-ratanya," jelas Plt. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal, kepada mediaindonesia.com, Minggu (7/6).
Seperti diketahui, banjir yang diakibatkan air laut pasang (rob) menggenangi kawasan pesisir pantai utara (pantura) Pulau Jawa beberapa hari terakhir. Wilayah-wilayah yang terdampak banjir rob di awal Juni ini antara lain Pekalongan, Demak, Semarang.
Namun Herizal, menyebut bahwa di beberapa wilayah di Pantura juga masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat.
Dia menjelaskan bahwa rob adalah air pasang yang melimpas memasuki daratan.
Baca juga : Tidak Surut, Pekalongan Darurat Rob
Rob ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama faktor astronomis, yaitu fase bulan purnama (full moon) yang menyebabkan pasang air laut yg tinggi.
Kedua adalah faktor meteorologi berupa angin kencang yang persisten dan menyebabkan gelombang laut yang tinggi.
"Selain gelombang laut, juga curah hujan dengan intensitas tinggi," jelasnya.
Dua faktor lain adalah fluktuasi tinggi muka air laut dan faktor topografi di mana tinggi muka daratan di beberapa daerah lebih rendah dari tinggi muka laut.
"Beberapa tempat di pesisir utara Jawa memenuhi kondisi tersebut, seperti pesisir Jakarta Utara, Pekalongan, Demak, Semarang, dan Pesisir Utara Jawa Timur," ungkapnya.
Dia mengimbau kepada warga yang tinggal dan beraktivitas di daerah rentan rob untuk tetap waspada dan monitor update informasi yang dikeluarkan BMKG. (OL-2)
BMKG membuat sistem peringatan dini gempa bumi berbasis hitung mundur seiring meningkatnya bencana
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Senin 21 Juli 2025. Sebagian besar cuaca di kawasan ibu kota bakal didominasi awan tebal.
BMKG merilis prakiraan cuaca 21 Juli 2025: waspadai gelombang tinggi, hujan petir, dan potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia.
Gempa bumi 4.4 magnitudo yan terjadi berpusat di Kabupaten Pangandaran dan kedalaman 25 kilometer tidak berpotensi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Sabtu 19 Juli 2025. Sebagian besar kawasan ibu kota akan diselimuti awan tebal.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk esok hari, Rabu, 16 Juli 2025. Setidaknya 16 wilayah di Indonesia terancam hujan lebat
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, udara kabur, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan
Untuk 38 kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved