Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SELAMA dua hari berturut-turut sejak Minggu (2/5) dan Senin (3/5) di Provinsi Papua Barat tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif virus korona.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat Arnoldus Tiniap dalam siaran pers di Manokwari, Senin, (4/5) menyebutkan, jumlah kasus positif di daerah tersebut masih tetap 43 orang.
"Data per Minggu, 2 Mei, dan Senin, 3 Mei, tidak ada perubahan. Dari 13 kabupaten dan kota tidak ada yang melaporkan adanya penambahan," ucap Arnold.
Jumlah kasus positif di Kabupaten Sorong masih tetap 13 orang, Kota Sorong delapan, Teluk Bintuni 11, Manokwari enam, empat di Kabupaten Raja Ampat dan satu di Manokwari Selatan.
Meskipun tidak ada penambahan, ia mengimbau masyarakat terus waspada dengan menerapkan protokol kesehatan. Jaga jarak saat berinteraksi, cuci tangan rutin, mengenakan masker serta meluangkan lebih banyak waktu di rumah.
"Saat ini masih ada 324 OTG (orang tanpa gejala) yang kami pantau. ODP yang masih dalam pemantauan pun masih ada 194 orang, sedangkan PDP 16 orang yang tersebar di sejumlah rumah sakit rujukan Papua Barat," katanya.
Ia menambahkan, gugus tugas sedang mendorong agar Kementerian Kesehatan memberi izin kepada Papua Barat untuk melakukan pemeriksaan sampel swab secara mandiri. Dengan demikian upaya penanganan korona diharapkan berjalan lebih optimal.
"Setidaknya akan ada tiga lokasi di Papua Barat yang bisa melakukan pemeriksaan spesimen atau sampel swab, yakni Kota Sorong, Manokwari dan Teluk Bintuni. Alatnya sudah ada, tinggal reagen dan teknisi yang kami butuhkan untuk menginstal alat," tandasnya.
Ia pun berharap, masyarakat lebih siap ketika alat polymerase chain reaction (PCR) Papua Barat telah beroperasi. Dengan adanya PCR penularan korona di provinsi ini akan lebih cepat terdeteksi.
"Justru bagus, kalau cepat diketahui berarti bisa segera dilakukan penanganan. Sehingga potensi penyebaranya berkurang," pungkasnya. (OL-8).
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved