Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJUMLAH warga lanjut usia (lansia) di Kampung Cibiuk RT 01/09, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tinggal di rumah tidak layak huni (rutilahu). Meskipun sudah cukup lama menempati rutilahu, tapi hingga kini belum ada bantuan apapun dari pemerintah setempat. Ketiga lansia yang menempati rutilahu itu yakni Ineung, 70, yang tinggal bersama dengan cucunya, Fani, 10. Kemudian rutilahu yang ditempati Eli, 50, serta milik pasangan suami-istri Odah, 65, dan Omon, 80.
Dedi, 47, warga setempat, mengaku kondisi rutilahu ketiga lansia tersebut sudah cukup lama. Warga pun sempat berinisiatif melaporkan dan mengajukan perbaikan kepada pemerintah.
"Kalau upaya mah sudah kami ajukan ke pemerintah. Tapi sampai saat ini belum juga ada respons. Aneh. Malahan ada satu rumah yang sudah kami ajukan sejak lama, sekarang keburu roboh," terang Dedi kepada wartawan, Kamis (26/3).
Rutilahu yang roboh milik Eli itu sempat diperbaiki warga hasil urunan. Namun belum bisa diselesaikan karena kekurangan biaya.
"Baru setengah badan diperbaiki seadanya karena tak ada biaya. Pemiliknya ibu Eli hidup sendirian. Suaminya pergi entah ke mana," jelas Dedi.
Dedi mengaku berinisiatif mem-posting kondisi rumah yang roboh itu di media sosial. Harapannya, ada respons dari pemerintah.
"Tidak ada respons sama sekali," ungkapnya.
Kondisi serupa dialami Ineung yang tinggal bersama cucunya. Bahkan, kata Dedi, mereka tak terdata menjadi peserta program bantuan pangan nontunai. Pun cucunya, tak ada bantuan pendidikan untuk bersekolah.
"Kondisi rumahnya juga memprihatinkan. Sebagian atap rumahnya sudah ambruk. Makanya kami heran, warga yang mestinya mendapat BPNT, kok ini tidak. Padahal emak Ineung tidak berpenghasilan. Untuk biaya hidup sehari-hari kadang dari sumbangan warga sekitar," tuturnya.
Sementara rumah yang dihuni pasangan Odah dan Omon (80) pada bagian belakangnya juga sudah roboh. Kayu lapuk dan bambu terlihat di bagian belakang rumah.
"Rumah ini juga sudah lama kami ajukan perbaikan. Tapi hingga kini belum ada respons juga," kata Dedi.
Dedi menuturkan, kondisi tiga orang lansia penghuni rutilahu tentu harus segera ditangani pemerintah. Jika hanya mengandalkan pemberian tetangga, menurut Dedi, cukup ironis karena warga di sekitar mereka juga hidup pas-pasan.
"Harusnya segera dibantu oleh pemerintah. Negara harus hadir membantu mereka. Kasihan," tandas Dedi.
Sementara Ineung mengaku setiap hari mengandalkan belas kasihan tetangga untuk memenuhi kebutuhan. Ia tak memungkiri selama ini dirinya tak mendapat BPNT.
"Cucu saya juga tak mendapat bantuan pendidikan untuk sekolah," ujar Ineung.
baca juga: Warga Tolak Gedung SKB Jadi Tempat Karantina ODP
Sedangkan Omon mengatakan saat ini kondisi kesehatannya terus menurun. Ia mengeluh menderita sakit pada bagian pencernaannya.
"Kadang ada petugas kesehatan dari Puskesmas yang ngasih obat. Tapi kalau obatnya habis langsung kumat lagi," pungkasnya. (OL-3)
Hari Kesadaran Kekerasan terhadap Lansia Sedunia diperingati WEAAD pertama kali diperingati pada 15 Juni 2006 dan diakui oleh PBB.
Kedatangan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti siang ke RS Pratama Yogyakarta bertujuan untuk meninjau layanan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit (RS) Pratama Yogyakarta.
Untuk memastikan kesehatan kelompok lansia, diperlukan peningkatan layanan kesehatan dasar, program kesehatan yang terintegrasi, dan pembangunan lingkungan yang ramah bagi lansia.
Lonjakan terbaru kasus covid-19 di sejumlah negara di Asia kembali menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani.
Kemudian, terdakwa menghampiri korban untuk meminta sebatang rokok dan dijawab korban tidak ada.
Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Sidaya untuk mengatasi masalah kesepian guna meningkatkan kualitas hidup lansia.
Kisah Naila menggugah Presiden Prabowo. REI siap wujudkan 3 juta rumah layak demi keadilan sosial dan masa depan keluarga Indonesia.
PT Djarum dan Polytron kembali melanjutkan upaya Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PKE) di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Kudus melalui program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH). Renovasi
WAKIL Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan mengatakan penyediaan perumahan layak dalam Program 3 Juta Rumah harus dibangun secara holistik.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI memperkuat kolaborasi dengan United Nations Children's Fund (UNICEF) untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Sebanyak 10 rumah layak huni diserahterimakan pada keluarga penerima manfaat di Desa Cinamprak, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kolaborasi ini menyediakan 50 unit rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Sooko, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved