Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Hadapi Virus Covid-19, Ridwan Kamil: Bad Day Pasti Berlalu

Bayu Anggoro
18/3/2020 20:12
Hadapi Virus Covid-19, Ridwan Kamil: Bad Day Pasti Berlalu
Simulasi penanganan pasien covid-19 di RSHS, beberapa waktu lalu.(Antara)

GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil memastikan seluruh sistem menghadapi virus korona (covid-19) di Jabar sudah sesuai dengan protokol darurat kesehatan.

"Tinggal kita semua disiplin mengikuti arahan pemerintah dalam jarak jarak dalam interaksi sosial atau Social Distancing," tulis Emil dalam akun Instagram terverifikasi @ridwankamil, Rabu (18/3).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kanan), memberikan keterangan pers usai melakukan koordinasi, di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020).

Dia juga mengaku sudah mengecek persiapan penambahan kapasitas isolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), inspeksi kesiagaan di Puskesmas, dan mengecek harga-harga sembako di pasar.

Baca juga: Dinkes Temanggung Pinjam Baju Penyemprot Hama buat Jemput Pasien

Selain itu, aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi virus covid-19 Jawa Barat (Pikobar) juga sudah didaftarkan ke Google Store. "Semangat semuanya. Seperti kata Chrisye “Bad day pasti berlalu”. Aamiin."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil) on

Dalam kesempatan terpisah, Emil juga menegaskan akan mengerahkan semua potensi untuk meminimalisasi penyebaran virus covid-19. Koordinasi dengan semua unsur terkait terus dilakukan terutama dalam menyiapkan infrastruktur kesehatan.

Baca juga: Mendagri Ingatkan Kepala Daerah Jangan ke Luar Negeri

Emil mengaku pihaknya bersama unsur lainnya seperti Kodam III/Siliwangi dan Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin telah menyiapkan berbagai skenario jika warga yang terjangkit covid-19 terus bertambah. "Kami sudah ada skenario, jika (yang positif) 100 bagaimana, 500 bagaimana, 1.000 bagaimana," katanya.

Sebagai contoh, Emil menyebut keberadaan RSHS akan total difungsikan menjadi rumah sakit khusus virus korona jika jumlah pasiennya terus bertambah. Saat ini, lanjut Emil, RSHS yang berada di kawasan Jalan Pasteur, Kota Bandung sudah menyiapkan 250 tempat tidur khusus covid-19.

"Seluruh Gedung Kemuning (di RSHS) dengan total 250 bed akan dikonversi menjadi gedung covid-19," katanya. Perluasan serupa pun akan terus dilakukan jika pasien semakin bertambah banyak.

"Kalau suatu hari masih butuh, akan dideklarasikan seluruh ruang perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin jadi rumah sakit khusus korona," katanya.

Baca juga: Plt Bupati Cianjur Paksa Bos BUMD Pulang dari Eropa Lebih Awal

Adapun pasien dengan gejala lainnya akan dipindahkan ke rumah sakit yang lain. "Begitu juga dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain di Kodam III/Siliwangi, sudah disiapkan," katanya.

Pihaknya juga terus menyosialisasikan gerakan bersih-bersih baik secara perorangan maupun lingkungan tempat tinggal.

Selain itu, Emil memastikan pihaknya pun terus melakukan proaktif tes untuk memeriksa warga yang diduga berisiko. Saat ini, menurut dia laboratorium kesehatan di Jabar sudah memeriksa 230 orang yang diduga terjangkit. "Dari jumlah itu, satu positif," katanya.

Emil memastikan pihaknya sudah mendapar restu DPRD untuk menggunakan dana tambahan.

Bahkan, lanjut Emil, saat ini pihaknya sudah menyalurkan Rp48 miliar untuk penanganan kasus tersebut. "Jadi bisa digeser, kalau kurang bisa digunakan," katanya.

Di tempat yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pemerintah daerah bisa menggunakam anggaran dari alokasi lain untuk penanganan korona.

"Kepala daerah bisa realokasi anggaran dan cukup memberi tahu ke DPRD.  Mohon rekan-rekan DPRD memahami dan diawasi, kewenangan ini bisa dilakukan dalam situasi seperti ini," katanya.

Dia juga meminta pemerintah untuk mempercepat belanja agar perekonomian warga terdongkrak. Jika tidak, dia khawatir di masa anjuran pembatasan (social distancing) seperti saat ini banyak pelaku usaha khususnya mikro, dan kecil menengah yang terdampak.

"Misal ada wisata yang tutup, ada pedagang yang akan sulit.  Ini perlu diidentifikasi, dibantu, baik oleh provinsi kabupaten/kota. Selain itu pusat ada program-program dari kemensos dan bantuan lain dari BUMN," katanya. (X-15)


 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik