Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DELAPAN jam perjalanan udara tak membuat Ridwan Kamil tampak kelelahan. Kemarin, ia terbang dari Australia ke Singapura dan melanjutkan penerbangan hingga tiba di Bandung.
Tidak sempat menengok anak dan rumahnya, Gubernur Jawa Barat itu dijemput anak buahnya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Tepat pukul 09.00 WIB, mereka meluncur ke Subang untuk mengunjungi korban banjir dan melakukan koordinasi penanganan banjir.
"Di Australia, saya bekerja mempromosikan wisata Jawa Barat dan meresmikan Jabarano Cafe yang menyediakan kopi asli Jawa Barat. Dalam rencana yang sudah disusun sejak dua tahun lalu, seharusnya saya berangkat untuk urusan kedinasan ke Turki dan Azerbaijan," ungkap Emil.
Selama kunjungannya di negeri kanguru itu, dia menghadiri 20 agenda. Sementara itu, di Turki dan Azerbaijan, ada 6-7 agenda yang harus dihadiri.
Bapak dua anak itu memutuskan tidak melanjutkan kunjungan kedua negara yang terakhir. "Saya memilih meninjau banjir. Saya terus memikirkan warga yang terdampak banjir dan ingin segera mengoordinasikan langkah-langkah penanganan banjir supaya bisa lebih maksimal."
Menurut arsitek alumnus ITB itu, secara psikologis kehadiran pemimpin sangat dibutuhkan, terutama oleh warga yang terkena bencana. "Mungkin masyarakat membutuhkan kehadiran pemimpin, makanya setengah agenda ke luar negeri saya batalkan."
Soal usulan DPR RI untuk membentuk panitia khusus terkait banjir di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Emil mempersilakan. Hal itu sah dilakukan selama untuk mengoptimalkan penanganan bencana.
"Enggak ada masalah, selama tujuannya mencari kebenaran, bukan ingin saling menyalahkan," tegasnya.
Emil juga menjelaskan ketidakhadiran ketika diundang rapat dengar pendapat di DPR semata-mata karena sedang bertugas di luar negeri. "Kalau saya ada di dalam negeri, saya pasti hadir. Saya sudah wakilkan untuk hadir di DPR ke sekda." (BY/N-2)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved