Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
JAMILAH, 58 tampak sibuk meladeni pertanyaan dari para tamu seputar rumah yang ditinggalinya sejak 1990.
Rumah yang berada di Jalan Pandean IV Nomor 40, RT 4 RW XIII Kelurahan Peneleh, Genteng, Surabaya, bukan rumah biasa, melainkan menyimpan sejarah tentang Sang Proklamator. Rumah yang tak jauh dari Kali Mas, Surabaya, itulah, Presiden Soekarno dilahirkan pada 1 Juni 1901.
"Saya tidak tahu banyak karena kami menempati rumah ini sudah tangan keempat," kata dia kepada rombongan Komisi A DPRD DIY dan Ketua DPRD Kota Surabaya dan para wartawan, Selasa (4/2).
Jamilah mengaku, dirinya baru tahu rumah yang ditinggalinya adalah rumah kelahiran Bung Karno pada 2005. Rumah yang ditempatinya tersebut sudah beberapa kali diperjualbelikan dan direnovasi.
Oleh sebab itu pula, tidak ada barang otentik peninggalan Soekarno ataupun orang tuanya di tempat tersebut.
Baca juga: Mengenang Sang Proklamator dari Rumah Pengasingan
Hanya sebuah lembaran logam dengan tulisan Rumah Kelahiran Bung Karno yang ditempel di bagian depan rumah sebagai penanda rumah tersebut memiliki nilai sejarah bagi bangsa ini.
Selain itu, ada pula piagam dari The Sukarno Center yang dibingkai dan dipajang di ruang tamu.
Dari bentuk fisiknya, rumah berukuran 6x16 meter ini memang tampak tua. Arsitekturnya mengadopsi gaya indis dengan dinding kokoh dan bagian depan terlihat seperti bertingkat.
Beberapa tokoh dan keturunan Bung Karno, seperti Megawati Soekarnoputri dan Puti Guntur Soekarno, kata Jamilah, pernah mengunjungi rumahnya.
"Rumah ini sudah menjadi cagar budaya dan akan dibeli oleh Pemerintah Kota Surabaya," jelas dia.
Tidak jauh dari tempat kelahiran Bung Karno, masih di dekat Kali Mas dan Kelurahan Peneleh, ada jejak Bung Karno yang lain, tepatnya di Jalan Paneleh VII Nomor 29-31, Kelurahan Peneleh, Genteng, Surabaya.
Rumah yang pernah menjadi tempat tinggal HOS Tjokroaminoto ini pernah menjadi kawah candradimuka bagi Soekarno belajar dan berdialektika tentang berbagai pemikiran dan ideologi yang berkembang saat itu. Di tempat ini pula, Soekarno mengasah kemampuannya dalam berorasi.
Baca juga: Naskah Asli Teks Proklamasi akan Ditampilkan di Istana Merdeka
"Diperkirakan Bung Karno tinggal di sini dari tahun 1916-1921, kata pemandu Museum HOS Tjokroaminoto, Achmad Yanuar Firmansyah.
Di tempat ini pula, beberapa tokoh seperti Karto Suwiryo, Alimin, Semaun, dan Muso pernah tinggal bersama Soekarno. Soekarno saat itu kos di rumah Tjokroaminoto, karena dia harus sekolah di HBS yang beralamat di Jl Kebonrojo, sekarang Kantor Pos Kebonrojo. Tjokro sendiri merupakan teman dari ayah Soekarno, Soekemi.
Ketika masuk ke rumah tersebut dan menuju bagian belakang, ada sebuah tangga dari besi yang menghubungkan ke loteng, tempat tidur Soekarno dan anak-anak kos yang lain. Luas loteng tersebut, kata Achmad, 10x5 meter, sedangkan lotengnya sekitar 10x13 meter.
"Bangunan utamanya masih asli. Bagian yang sudah tidak ada adalah halaman belakang," kata dia.
Baca juga: Yuk Mengenal Apa Itu BPUPKI
Rumah tersebut diperkirakan telah dijual dan ditinggalkan Tjokroaminoto pada 1921. Pada 2011, Pemerintah Kota Surabaya pernah memperbaiki rumah tersebut secara besar-besaran.
Ia mengatakan, tidak ada barang peninggalan Tjokroaminoto di rumah tersebut. Barang-barang yang sekarang dipajang adalah barang-barang baru hasil rekonstruksi sejarah dari berbagai sumber, termasuk tikar pandan yang digunakan tidur Soekarno dan anak-anak kos yang lain serta tempat tidur HOS Tjokroaminoto.
Rumah Peneleh ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan SK Walikota Surabaya No 188.45/251/402/1996 No Urut 55 Tahun 2009. Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengungkapkan, pihaknya memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Kota Surabaya dalam merawat dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah, termasuk rumah kelahiran Bung Karno dan rumah HOS Tjokroaminoto.
"Bangunan-bangunan bersejarah tersebut menunjukkan Surabaya sebagai tempat persemaian gagasan-gagasan tentang Indonesia modern. Tentang Indonesia ber-Pancasila, dan berbhineka tunggal ika," kata dia.
baca juga: Terus Berupaya Kurangi Dampak Bencana
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DIY mengaku kagum dengan pemerintah Kota Surabaya, DPRD Kota Surabaya, dan masyarakat Surabaya yang berkomitmen menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah, terutama yang menjadi jejak-jejak kehidupan Bung Karno. Dua rumah yang dikunjungi tersebut, kata dia, bisa menjadi tempat wisata sekaligus belajar tentang Bung Karno dan NKRI.
"Ini mengaspirasi kami untuk merawat dan menguri-uri (menghidupi) jejak-jejak sejarah yang ada di DIY," kata dia.
Masyarakat pun diajak untuk tidak bosan belajar sejarah, termasuk tentang para pendiri bangsa, terutama sang proklamator, Soekarno. (OL-3)
Cari inspirasi rumah sederhana dan aesthetic? Temukan 10 desain rumah minimalis, modern, dan nyaman untuk keluarga. Lihat ide terbaik di sini!
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN) untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan perlindungan dan pemenuhan hak anak. kenyamanan dan keamanan rumah sebagai tempat anak tumbuh
Miliki rumah impian di Podomoro Golf View lewat KPR BRI Mini Expo! Nikmati bunga mulai 1,5% dan berbagai promo menarik hanya di sini.
Rumah subsidi yang semakin kecil tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga mengganggu kualitas hubungan antara anggota keluarga.
Rumah masih menjadi sesuatu yang sulit dimiliki oleh anak muda di Indonesia saat ini. Faktor ekonomi dan sosial menjadi kendala utama.
Melalui perhelatan bertajuk Pusparagam, Cikini 82 resmi diluncurkan kembali sebagai simpul budaya yang terbuka bagi seniman, komunitas, dan masyarakat luas.
Gempa Rusia magnitudo 8.8 guncang Kamchatka! Ketahui fakta dan daftar 7 gempa terbesar di dunia, termasuk Valdivia dan Tohoku.
Daftar gempa bumi terbesar di dunia, magnitudo, lokasi, dan dampaknya. Pelajari fakta menarik tentang gempa bumi!
MENEMUKAN kembali identitas Indonesia, demikian ide penulisan sejarah yang diusung oleh Kementerian Kebudayaan dengan melibatkan 113 sejarawan dan arkeolog.
ANGGA Dwimas Sasongko bersama Visinema Pictures meneruskan ambisinya untuk menggarap film epik tentang Pangeran Diponegoro berjudul Perang Jawa.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved