Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Selain merendam belasan desa dan kecamatan di beberapa kabupaten di wilayah hulu Jambi, banjir akibat luapan Sungai Batanghari dan tingginya curah hujan mulai mengancam Kota Jambi.
Kendati belum begitu berdampak terhadap aktivitas warga, luapan sungai berhulu dari Danau Diatas, Danau Dibawah, Sumatera Barat dan Bukit
Barisan Kerinci itu, mulai terlihat merendam beberapa wilayah pemukiman yang berada dekat bantaran sungai.
Genangan banjir antara lain mulai terjadi di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Kawasan penduduk yang terletak di daerah kerendahan dekat cekungan Sungai Batanghari tersebut, mulai digenangi air setinggi setengah sampai satu meter.
Genangan air tersebut menyebabkan banyak jalan lingkungan dan pekarangan rumah warga setempat terendam dan hanya bisa dilintasi dengan menggunakan perahu. Lantaran rata-rata memiliki rumah bertiang warga setempat masih merasa aman dan bisa beraktivitas sehari-hari.
''Hari makin naik. Sudah biasa, saat musim hujan pasti di sini kebanjiran. Yang terendam hanya ruang bawah. Masih bisa naik ke lantai atas,'' kata Nanang, warga setempat.
Kondisi serupa juga terjadi di Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan, Seberang Kota Jambi. Sebagian akses jalan lingkungan dan pekarangan rumah penduduk yang bermukim di bibir Sungai Batanghari itu juga terendam air setengah sampai satu meter.
Berdasarkan pemantauan Media Indonesia, hujan lebat Jumat siang menyiram hampir seluruh wilayah Kota Jambi. Limpasan air hujan menyebabkan saluran drainase di Kota Jambi penuh dan sebagian menggenangi badan jalan.
Menurut alat pantau Stasiun Pemantau Air Tanggo Rajo, Kota Jambi, ketinggian permukaan Sungai Batanghari Jumat (31/1) hampir mendekati 13,8 meter, naik 30 sentimeter dari dua hari sebelumnya.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha menyatakan Pemerintah Kota Jambi sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman banjir, terutama dari dampak banjir kiriman dari wilayah hulu. Dia sudah memerintahkan pemangku instnasi terkait, termasuk lurah dan kepala kecamatan untuk mengawasi wilayah rawan banjir di Kota Jambi.
Hal itu diamini Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Jambi, Feriadi. Dia menyatakan untuk penanganan banjir Pemkot sudah menyediakan Posko Utama dilengkapi belasan perahu karet dan puluhan tenda untuk menolong korban di daerah bencana.
Smenetara itu menurut Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, secara umum ancaman potensi banjir di Jambi sudah dipetakan. Beberapa peristiwa banjir maupu tanah longsor akibat tinggi curah hujan di wilayah hulu, relatif tertangani secara cepat oleh BPBD di kabupaten.
Untuk status kebencanaan, menurut Bachyuni masih siaga. Dampak banjir belum terbilang meluas, meski peristiwa banjir maupun tanah longsor masih terjadi di beberapa kabupaten. Status tanggap darurat ditetapkan jika permukaan sungai Batanghari sudah menembus 14 meter. (SL/OL-10)
Banjir yang merendam Pondok Pesantren Assirojul Munir merupakan dampak robohnya bangunan talud saluran air pada Senin (6/11).
Sedikitnya ada dua titik di ruas jalan protokol Kota Cirebon yang selama ini menjadi langganan banjir.
Banjir terjadi sekitar pukul 20:30 WIB diawali hujan intensitas tinggi sejak pukul 17:30 WIB
Sebanyak 7.027 jiwa di Kampung Lumajang Peuntas, Desa Cieuterup, harus mengungsi karena rumah mereka terendam air.
Di awal 2024 ini berbagai kejadian bencana di musim penghujan sudah terjadi di Kabupaten Cirebon. Mulai dari pohon tumbang akibat angin kencang, banjir, tanah longsor dan lainnya,
Anggaran yang telah disiapkan dapat digunakan sesuai hasil inventarisasi dan tepat sasaran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved