Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Aktivis AISEC Perkuat Persaudaraan

Bayu Anggoro
12/1/2020 07:50
Aktivis AISEC Perkuat Persaudaraan
Para remaja yang mengikuti Global Village Winter (GVW) 2020 yang diselenggarakan AISEC Indonesia bekerja sama dengan AISEC Universitas Padja(MI/Bayu Anggoro)

GENERASI muda dituntut untuk lebih mampu menghargai setiap perbedaan individu demi terwujudnya kehidupan yang aman dan damai. Tidak hanya di dalam negeri, jalinan persaudaraan pun harus terbangun dengan baik dengan masyarakat dunia.

Hal ini merupakan isu uta-ma dari pelaksanaan Global Village Winter (GVW) 2020 yang diselenggarakan AISEC Indonesia bekerja sama dengan AISEC Universitas Padjadjaran (Unpad), di Graha Sanusi Hardja­dinata, Kampus Unpad Dipati Ukur, Bandung, kemarin.

Acara itu dihadiri perwakilan pemuda dari 20 negara yang seluruhnya aktivis AISEC. Ketua Pelaksana GVW 2020, Nadine Antariksa, menjelaskan, melalui acara ini pihaknya ingin merajut persaudaraan dengan sesama pemuda dari berbagai negara.

Terlebih, bukan tidak mungkin para aktivis AISEC yang berbasis kepemimpinan, di masa depan akan menjadi pemimpin di negara masing-masing. Dengan terbangunnya fondasi persaudaraan, diharapkan kehidupan dunia akan kian aman dan damai.

Secara khusus, dia menyo-roti toleransi di dalam negeri saat ini yang menurutnya cenderung menurun. Padahal, Indonesia terbentuk dari berbagai perbedaan, baik suku, agama, maupun budaya.

“Toleransi semakin menurun. Padahal, Indonesia negara yang punya banyak kebudayaan. Di sini kita ingin menghadirkan kebersamaan,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, melalui acara ini para peserta mengenalkan kebudayaan negara mereka masing-masing, seperti tarian, pakaian, dan makanan. Cara ini diyakini mampu menumbuhkan rasa persaudaraan di tengah arus globalisasi saat ini, terlebih di era digital yang nyaris tidak ada batas antara negara satu dan yang lain.

“Dunia semakin maju, batasan semakin tipis. Indonesia banyak perbedaan budaya, di luar sana juga banyak budaya yang kita belum mengerti,” katanya. Jika perbedaan ini tidak diperkenalkan, dia khawatir akan menjadi penyebab kon-flik di kemudian hari.

“Konflik bisa terjadi karena belum mengerti budaya satu sama lain,” katanya. Secara khusus, dia juga meminta generasi muda Tanah Air agar lebih mencintai budaya lokal, terutama di tengah-tengah gempuran budaya

Selain saling memperkenalkan budaya, para anggota AISEC juga akan menyosialisasikan isu-isu penting yang berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s). Salah satunya menyangkut lingkungan yang saat ini kondisinya kian mengkhawatirkan. Setiap anggota AISEC akan berkampanye ke sekolah di Bandung tentang pentingnya menjaga kebersih­an. (BY/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya