Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Produksi Listrik Jawa Bali Berkurang Akibat Kekeringan Ekstrem

Bagus Suryo
18/11/2019 10:36
Produksi Listrik Jawa Bali Berkurang Akibat Kekeringan Ekstrem
Menyusutnya debit air Waduk Sutami menyebabkan gangguan produksi listrik Jawa-Bali(MI/Bagus Suryo)

PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menyatakan produksi energi listrik yang dihasilkan PLTA Unit Pembangkitan (UP) Brantas di Waduk Sutami, Malang, Jawa Timur, berkurang lantaran kekeringan ekstrem. Air baku yang masuk (inflow) ke waduk terbesar di Jatim tersebut menurun drastis sejak Oktober 2019 sehingga tidak bisa menggerakkan generator secara optimal.

Akibatnya, pasokan listrik Jawa Bali dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Brantas terancam terhenti bila sampai November ini air hujan gagal mengisi waduk sesuai pola.

"Kondisi pembangkit di UP Brantas saat ini semua siap beroperasi, akan tetapi karena kondisi inflow air yang masuk ke waduk kecil maka KwH produksinya jadi berkurang," tegas Kepala Bidang Stakeholder Management PT PJB Doddy Nafiudin, Senin (18/11/2019).

Doddy menjelaskan data yang diperoleh dari General Manger UP Brantas Wasito, bahwa kondisi air waduk di DAS Brantas yang berkurang memaksa PJB mengatur pola operasi PLTA Sutami dan PLTA lainnya. Tujuannya agar PLTA tetap beroperasi baik pagi maupun malam.

Saat ini, lanjutnya, pembangkit di UP Brantas setiap malam atau saat beban puncak beroperasi dengan beban sekitar 110 MW. Sedangkan pagi beroperasi dengan beban 45 MW. Kendati produksi listrik berkurang, akan tetapi sampai saat ini, PJB memastikan produksi listrik Jawa Bali masih mencukupi kebutuhan saat beban puncak.

Sedangkan agar Waduk Sutami cepat terisi air baku, maka upaya pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan masih berlangsung sejak 14 November 2019 oleh Perum Jasa Tirta 1 bekerja sama dengan Balai Besar TMC, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT). Anggaran hujan buatan mencapai Rp3 miliar.

baca juga: Ratusan Umat Buddha Peringati Moksa Niciren Daisyonin

Upaya itu agar problem Waduk Sutami yang saat ini mengalami kekurangan ketersediaan air segera teratasi. Sebab waduk terbesar di Sungai Brantas itu menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan PLTA, air minum, irigasi, perikanan, dan industri. Sejauh ini pelaksanaan TMC masih terus berlangsung di Daerah aliran Sungai Brantas, Malang, meski sempat terkendala teknis onderdil pesawat yang dikirim dari Jakarta. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik