Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KRISIS air bersih akibat kemarau meluas di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pekan ini, jumlah daerah yang dilanda kekeringan bertambah dari 15 desa menjadi 17 desa. Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten telah melakukan pengedropan air bersih sekitar 500 tangki atau 2,5 juta liter untuk membantu daerah kekeringan.
Sebanyak 17 desa krisis air bersih tersebut, tersebar di Kecamatan Kemalang, 5 desa; Jatinom, 4 desa; Karangnongko, 1 desa; Bayat, 4 desa; Cawas, 1 desa; dan Karangdowo, 2 desa. Kepala BPBD Klaten, Sip Anwar, Kamis (26/9), membenarkan jumlah daerah terdampak kemarau kini meluas hingga 17 desa. Kondisi kekeringan terparah di wilayah Kecamatan Kemalang.
Saat diminta konfirmasi desa kekeringan yang terparah di Kecamatan Kemalang. Sip Anwar menyebut Desa Sidorejo, Kendalsari, Balerante, Tlogowatu, dan Tegalmulyo.
"Untuk membantu daerah kekeringan, BPBD Klaten sejak 27 Mei lalu telah menyalurkan bantuan air total mencapai sekitar 500 tangki atau 2,5 juta liter hingga hari ini," ujar Sip Anwar, Kamis (26/9).
baca juga: Naik Kereta Api di Hari Istimewa Kereta Api
BPBD Klaten mendapat alokasi anggaran Rp200 juta untuk penanganan daerah rawan kekeringan. Anggaran itu diperkirakan cukup untuk kegiatan dropping air hingga musim hujan tiba. (OL-3)
BEBERAPA desa di kawasan lereng Gunung Merapi, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini mengalami kekeringan
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved