Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

149 Desa Masih Tertinggal di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur

Ferdinandus Rabu
21/9/2019 11:03
149 Desa Masih Tertinggal di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Seorang wanita menumbuk jagung untuk dikonsumsi, di Desa Mudakeputu, Ile Mandiri, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.(Antara/I Patrizki)

BERDASARKAN data terakhir Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengacu pada Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2017, menyebutkan dari total 229 desa yang ada, sekitar 149 desa yang masuk kategori tertinggal dan sangat tertinggal.

Indeks Desa Membangun (IDM) ini merupakan indeks komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks yaitu indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi, dan indeks ketahanan ekologi/lingkungan.

Kepala Dinas PMD Flotim, Rufus Koda Taluma, saat dikonfirmasi Jumat (20/9), mengakui data terakhir yang masuk yaitu tahun 2017, diketahui masih banyak desa yang berada dalam kategori tertinggal dan sangat tertinggal, dengan acuan pada IDM membagi lima kategori, yaitu desa sangat tertinggal, desa tertinggal, desa berkembang, desa maju dan desa mandiri.

Dari total 229 desa yang ada di Kabupaten Flores Timur, sekitar lebih dari 100 desa masuk kategori desa sangat tertinggal dan desa tertinggal. 6 desa sangat tertinggal tersebut, yaitu di Kecamatan Tanjung Bunga, ada Desa Aransina dan Desa Latoliwo 2, di Kecamatan Wotan Ulumado ada dua desa yaitu Desa Demon Dei dan Desa Kawela, selanjutnya di Kecamatan Witihama ada Desa Lamaleka, dan Kecamatan Solor Barat yaitu Desa Lewotana Oli.

"ata ini berdasakan data Indeks Desa Membangun (IDM) terakhir pada tahun 2017. Sementara 2018 belum dilakukan verifikasi hingga Desember 2019 nanti. Jadi berdasarkan klasifikasinya, Desa tertinggal sebanyak 143 desa, desa sangat tertinggal sebanyak 6 desa, desa berkembang ada 78 desa dan desa maju hanya ada 2 desa. Sementara desa mandiri belum ada di daerah ini," pungkas Rufus.

Menurut Rufus, data ini mengacu pada sejumlah point dalam indikator IDM, yang dipakai untuk penelitian dan pemutakhiran, untuk selanjutnya dirumuskan dan ditetapkan klasifikasi setiap desa berdasarkan beberapa kategori desa yaitu, desa sangat tertinggal, desa tertinggal, desa berkembang, desa maju dan desa mandiri.

Lebih lanjut Rufus pun menambahkan jika data ini pun bisa berubah fluktuatif karena masih akan dilakukan pemutakhiran data terbaru pada tahun 2018.

"Untuk data tahun 2018 nanti baru diketahui pada Desember 2019 nanti. Sementara data tahun 2019 nanti baru akan diketahui pada Desember 2020 mendatang. Sehingga kita berharap akan terjadi perubahan jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal bisa semakin berkurang. Namun untuk saat ini berdasarkan data terakhir tahun 2017. Masih banyak desa yang tertinggal dan sangat tertinggal," sambung Rufus. (OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya