Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Diduga Ada Bidang Jalan tidak Sesuai Kaidah Konstruksi

Andhika Prasetyo
04/9/2019 07:20
Diduga Ada Bidang Jalan tidak Sesuai Kaidah Konstruksi
Seorang wartawan mengambil gambar sebuah mobil minibus yang belum dievakuasi pascatabrakan beruntun di KM 91 Tol Cipularang.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

KEMENTERIAN Perhubungan langsung melakukan analisis teknis kondisi ruas jalan di sekitar kilometer (Km) 89-Km 91 Tol Cipularang yang kerap menjadi lokasi kecelakaan.

Kemarin, Ditjen Perhubungan Darat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dibantu para ahli dari ITB Bandung turun bersama-sama untuk merampungkan secepatnya analisis tersebut.

"Kalau nanti kami menemukan satu garis yang tidak sesuai kaidah konstruksi jalan pada umumnya, kami minta PT Jasa Marga untuk melakukan perbaikan. Tetapi paling tidak, kami minta Jasa Marga memberikan rambu peringatan di lokasi tersebut," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, kemarin.

Pada Senin (2/9) terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan di Km 89 sampai Km 91 Tol Cipularang. Delapan orang meninggal dunia dan 28 lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa yang terjadi pukul 12.30 WIB tersebut.

Kapolres Purwakarta AKB Matrius mengatakan kecelakaan beruntun terjadi saat sebuah truk bermuatan tanah melaju dari arah Bandung menuju Jakarta.

"Saat melaju di jalan menurun dan menikung, pengemudi kendaraan itu diduga kehilangan kendali karena rem blong. Kendaraan terbalik dan melintang di badan jalan. Akibatnya, sejumlah kendaraan di belakang melakukan pengereman mendadak untuk mengurangi kecepatan. Nahas, beberapa mobil yang berhenti tersebut dihantam truk bermuatan tanah lain yang melaju kencang tidak terkendali  karena diduga juga mengalami rem blong," ujar Matrius.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan proses olah tempat kejadian perkara akan memastikan penyebab kecelakaan hingga menentukan tersangka dalam kasus tabrakan beruntun tersebut.

"Tidak boleh buru-buru, harus menunggu hasil traffic accident analysis (TAA) dulu. Dengan analisis dan proses pembuktian ilmiah, baru diketahui penyebab kecelakaan," ungkap Brigjen Dedi.

Polri memastikan proses tanggap evakuasi korban dan kendaraan dilakukan secepatnya untuk menghindari jatuhnya korban lain. Hingga kini dipastikan korban meninggal dunia mencapai 8 orang, 28 orang mengalami luka-luka, dan 4 di antaranya menderita luka ringan.

"Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp2 miliar. Empat dari delapan korban meninggal dunia telah terindentifikasi, sedangkan empat korban lain masih menjalani proses autopsi. Belum teridentifikasi karena kondisinya terbakar," lanjut Dedi. (Pra/Fer/Gan/SM/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya