Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
WILAYAH Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terletak di jalur yang sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara administrasi, Kabupaten Klaten dengan luas wilayah 655,56 kilometer persegi itu terdiri dari 26 kecamatan, 391 desa, dan 10 kecamatan. Adapun kondisi demografi, sesuai data Bappeda Klaten, jumlah penduduk sebanyak 1.314.781 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,46% per tahun. Sedangkan penduduk miskin pada 2018 tercatat 151.700 jiwa atau 12,96% dari 1.314.781 jiwa jumlah penduduk di Kabupaten Klaten.
Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Klaten, Sugeng Haryanto, saat dimintai konfirmasi mengatakan kondisi desa tertinggal dengan jumlah penduduk tinggi. Menurutnya di Kabupaten Klaten kini masih terdapat 43 desa yang masuk klasifikasi desa tertinggal dan enam desa yang sangat tertinggal.
"Klasifikasi desa tertinggal dan desa sangat tertinggal dengan jumlah penduduk tinggi tersebut, diperoleh dari Kementerian Keuangan. Adapun data desa tertinggal dan sangat tertinggal bersumber dari Kementerian Desa dan PDT. Sedangkan data jumlah penduduk miskin dari Kementerian Sosial," jelasnya, Senin (2/9).
Berdasarkan surat dari Kementerian Keuangan, sebanyak 43 desa tertinggal dan enam desa sangat tertinggal dengan jumlah penduduk miskin tinggi di Klaten tersebar di 18 kecamatan. Sementara, delapan kecamatan lainnya meliputi 342 desa tidak masuk klasifikasi desa tertinggal.
baca juga: Lintas Suku Nusantara Ajak Warga Jaga Perdamaian di Papua
Dijelaskan, enam desa sangat tertinggal dengan jumlah penduduk tinggi di Kabupaten Klaten, yaitu Desa Tirtomarto (Kecamatan Cawas), Brajan (Bayat), Prawatan (Jogonalan), Mrisen (Juwiring), Tawangrejo (Bayat), dan Desa Cetan (Ceper). Sedangkan delapan kecamatan yang terbebas dari desa tertinggal dan desa sangat tertinggal, adalah Kecamatan Klaten Selatan, Klaten Utara, Klaten Tengah, Tulung, Kemalang, Kalikotes, Delanggu, dan Kecamatan Karanganom. (OL-3)
Saat ini semakin banyak desa yang memanfaatkan dana desa untuk pembangunan sarana olahraga dan ruang kreatif pemuda.
Program Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul.
Sebelumnya Apdesi juga menyampaikan beberapa permohonan diantaranya penambahan Alokasi Dana Desa.
Biaya dan moda transportasi yang semakin beragam dan terjangkau juga turut mengubah pola mudik di masyarakat.
Mudik menjadi momen peningkatan ekonomi bagi masyarakat pedesaan berupa bergesernya perputaran uang dari kota tempat masyarakat bekerja ke desa kampung halaman.
DESA mengalami transformasi. Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved