Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Air masih Mengalir ke Desa

Benny Bastiandi
28/8/2019 11:05
Air masih Mengalir ke Desa
Ilustrasi -- Armada truk tangki BPBD Klaten siap menyalurkan air bersih di wilayah Kecamatan Kemalang.(MI/Djoko Sardjono)

KERJA kemanusiaan terus dilakukan sejumlah pihak guna membantu warga mendapatkan air bersih. Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, misalnya, harus melupakan hitung-hitungan dagang demi menolong warga.

Selama kemarau berlangsung, seperti diungkapkan Direktur Utama Perumdam, Budi Karyawan, pihaknya sudah mendistribusikan air bersih ke 21 desa. "Selama ada permintaan karena suatu daerah mengalami krisis air bersih, kami akan terus mengirim bantuan air bersih."

Distribusi air ke sejumlah desa juga bukan perkara mudah. Selain kendala jarak, para sopir truk tangki juga kerap mendapatkan kesulitan karena akses jalan yang belum baik.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Cianjur, Sugeng Supriyatno, menyatakan daerahnya masih dalam status siaga darurat kekeringan. Hujan hanya sempat turun dua kali, tapi tidak berpengaruh banyak untuk memenuhi kebutuhan air bersih. "Status siaga darurat kekeringan berlaku sejak 1 Agustus hingga Oktober. Kekeringan sudah melanda 18 kecamatan," tandasnya.

Penyaluran air bersih yang dilakukan BPBD Banyumas, Jawa Tengah, sampai kemarin sudah mencapai 640 tangki. Mereka masih memiliki 360 tangki air bersih untuk disalurkan selama musim kemarau.

"APBD memberi jatah 1.000 tangki bantuan air bersih. Kekeringan telah melanda 44 desa di 17 kecamatan," papar Kepala Plh BPBD Banyumas, Ariono Poerwanto.

Beban BPBD Lamongan, Jawa Timur, sedikit lebih ringan. Air bersih yang didistribusikan sebanyak 27 tangki untuk enam desa.

Ternak terancam

Kemarau juga menyulitkan para peternak di Nusa Tenggara Timur. Pakan hijau dan air bersih semakin langka dan sulit didapat.

"Meski belum separah kekeringan pada 2015, saat ini ketersediaan air dan pakan untuk ternak sudah berkurang. Kami berharap kejadian 2015 tidak terulang. Saat itu banyak ternak milik warga mati karena tidak mendapat pakan dan air," ujar Kepala Dinas Peternakan, Dany Suhadi.

Saat ini pemantauan ketat dilakukan kepala dinas di kabupaten dan tingkat kecamatan. Untuk mengantisipasi risiko ternak mati, para peternak diminta tidak membiarkan sapi merumput di alam bebas.

"Kami juga sudah membeli air untuk memenuhi kebutuhan air bagi ternak di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Ada 200 sapi yang sudah mengalami kesulitan air bersih," tambahnya.

Di Bengkulu, meski baru mengalami kekeringan satu bulan terakhir, lahan pertanian terdampak sudah mencapai 1.900 hektare. "Merata hampir di semua kabupaten dan kota. Selain sawah tadah hujan, kekeringan juga mulai dialami sawah yang biasanya mendapat pasokan air dari irigasi," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Ricky Gunarwan.

Kekeringan di wilayah Pri-angan Timur, Jawa Barat, sudah berlangsung hampir 4 bulan. Bantuan air bersih dari BPBD di Tasikmalaya, Pangan-daran, Ciamis, Banjar, dan Garut sering kali tidak bisa mencukupi kebutuhan warga. "Kami harus berusaha mencari air ke sumur-sumur tua karena tidak ada bantuan air bersih dari pemerintah. Dari sumur tua, kami juga dijatah dalam sehari hanya dua jeriken," ungkap Neneng Kurniasih, 45, warga Kota Tasikmalaya. (LD/PO/MY/AD/FB/RF/JL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik