Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
HUJAN dengan intensitas sedang yang mengguyur Kota Pekanbaru dan sebagian besar wilayah Riau semalaman sejak Senin (26/8) petang hingga Selasa (27/8) pagi, membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan mengurangi kabut asap di Riau.
"Untuk wilayah kerja kami, hujan cukup membantu pengurangan asap dan jalaran api. Tapi belum menuntaskannya," kata Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru Edwin Putra kepada Media Indonesia, Selasa (27/8).
Dijelaskannya, saat ini upaya pemadaman terus dilakukan tim gabungan satgas siaga darurat Karhutla Riau. Pasalnya, asap dari Karhutla di tanah gambut sedalam 1-3 meter masih mengepul yang menandakan bara api masih menyala di bawah permukaan tanah.
"Mumpung apinya mulai mengecil. Jadi hujan ini momentum yang tepat untuk optimalisasi pemadaman," tegas Edwin.
Dia mengungkapkan, sejauh kepulan asap dari bara api di tanah gambut masih tersebar acak di wilayah hutan wisata Buluh Cina. Selain itu, asap dari Karhutla yang masih mengepul di lokasi Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau.
"Kami mohon doanya untuk pemadaman api," kata Edwin.
Sementara Wakil Komandan Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan dari pantauan terakhir satelit modis terra aqua, saat ini hanya tersisa 1 titik panas Karhutla di Riau yaitu di Kabupaten Siak. Adapun total luas Karhutla Riau terhitung dari Januari hingga saat ini telah mencapai 5.709,68 hektare. Edwar menjelaskan, dari laporan harian satgas siaga Karhutla diketahui tingkat visibility atau jarak pandang sebagian besar wilayah di Riau tertutup smoke atau kabut asap. Jarak pandang berkisar antara 3 hingga 5 kilometer terselimuti asap Karhutla.
"Tim satgas darat dan udara masih terus melakukan upaya pemadaman pada sejumlah lokasi. Tim darat dibantu dengan water bombing dari helikopter satgas udara," jelas Edwar.
baca juga: 196 Lubang Tambang Hiasi Wajah Kalsel
Sedangkan pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara pada sebagian wilayah terdeteksi dalam level tidak sehat. Namun hujan yang mengguyur semalaman mengakibatkan kualitas udara Kota Pekanbaru yang sempat di atas 150 gram PM10 saat ini sekitar pukul 12.00 WIB, Selasa ( 27/8), telah membaik atau terpantau pada posisi 0,00 gram PM10 atau pada level sehat.(OL-3)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau sejak 24 hingga 31 Agustus 2025.
Sebagai negara dengan area hutan yang didominasi oleh lahan gambut, komitmen pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan dan mitigasi karhutla dinilai masih harus terus ditingkatkan.
Berdasarkan informasi, bibit kelapa sawit yang ditanami telah mencapai seluas 1 hektare (ha) di lokasi karhutla yang menghanguskan sekitar 50 ha lahan gambut.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jambi selama 10 hari, sejak 10 hingga 19 Agustus 2025.
BNPB mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas tahun ini relatif kecil, hanya sekitar 3.000 hektare
Sejumlah langkah strategis yang dilaksanakan oleh Polri, TNI, BNPB, BMKG, instansi terkait, relawan dan elemen masyarakat, khususnya di Kalbar sudah berjalan baik dan kompak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved