Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
NAMA Tri Susanti mendadak viral di media sosial sejak Selasa (20/8) saat muncul di depan publik selaku Koordinator Lapangan aksi penggerudukan Asrama Mahasiswa Papua pada 16 Agustus lalu.
Adalah pemilik akun Twitter @Airin_NZ yang menyoroti Tri Susanti yang dia sebut sebagai salah satu saksi pasangan Prabowo-Sandiaga saat sidang di Mahkamah Konstitusi (MK0 pada Pilpres lalu.
"Coba Pak @DivHumas_Polri tanyakan itu ke TRI SUSANTI sprti apa cerita sebenarnya. Jika kita melihat kebelakang. klw gk salah TRI SUSANTI ini dulu adalah saksi Paslon 02 utk gugatan di MK," cicitnya.
Dalam video yang beredar, Tri Susanti menyatakan Bendera Merah Putih dimasukkan selokan dan dipatah-patahkan yang akhirnya menimbulkan amarah dari ormas dan masyarakat Surabaya.
Akun Twitter @bansermania mengunggah potongan video wawancara Susi saat aksi dilakukan yang intinya menyebutkan aksi tersebut dilakukan setelah pihaknya mendapat kabar bahwa di asrama yang terletak di Jalan Kalasan No 10 Pasar Keling, Tambaksari, Surabaya tersebut terjadi perusakan bendera merah putih lalu dibuang ke selokan.
Baca juga: Korlap Aksi Ormas Surabaya Ternyata Caleg Gerindra
Namun, belakangan informasi tersebut tidak terbukti. Polda Jawa Timur yang sudah memeriksa 43 mahasiswa Papua dalam asrama tersebut belum bisa membuktikan adanya perusakan bendera tersebut.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol. Frans Barung Mangera, menyampaikan tidak tertutip kemungkinan pelakunya bukan penghuni asrama mahasiswa Papua (AMP).
"Karena tidak terbukti tindak pidana, langsung kami pulangkan (43 mahasiswa yang dibawa ke Mapolrestabes Surabaya). Dimana letak pelecahan itu terhadap bendera Merah Putih, masih terus dilakukan penyelidikan," kata Barung.
Lantas warganet menyoroti Tri Susanti yang diduga menyebarkan hoaks atau ikut menjadi provokator atas informasi yang belum akurat terkait perusakan bendera sampai ikut mengerahkan masa ke asrama mahasiswa Papua tersebut.
"Apakah sebuah kebetulan kalau ibu Tri Susanti yang merupakan saksi dari BPN 02 ini kemudian berada di lokasi insiden, diwawancara dan memberikan keterangan bahwa mahasiswa Papua membuang bendera ke selokan, sesuatu yang hingga sekarang tak ada bukti," cicit akun Twitter @uki_dedek.
Akun @AnakKolong_ juga menyampaikan komentar: "Pihak @DivHumas_Polri tentunya sudah paham munculnya Tri Susanti (salah satu saksi @prabowo di MK 2019 yg lalu), yang tampaknya memang selalu ada di beberapa moment KERUSUHAN atau yg mengarah pada kerusuhan," cicitnya.
Dian Paramita melalui akunya @dianparamita ikut mempersoalkan pernyataan Susi soal alasan mereka mendatangi asrama Papua dengan alasan bendera Merah Putih dimasukkan selokan yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
"Tak ada yg bisa buktikan bendera di depan asrama Papua di Surabaya itu dimasukkan selokan & dipatahkan. Kalo dalam video saya RT di bawah, hanya tiang bendera bengkok tapi tak masuk got. Siapapun juga bisa melakukannya. Tri Susanti ini penyebar hoax tak akan bisa dipercaya lagi," ungkapnya.
Ketua DPP Gerindra Andre Rosiade tidak menampik sosok Tri Susanti yang hadir dalam aksi tersebut adalah kader Gerindra yang pada Pileg lalu maju sebagai calon legislatif DPRD Surabaya Dapil Kota Surabaya 3 nomor 8 dari Partai Gerindra.
Susi adalah juga saksi Prabowo dalam kasus sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu.
Saat itu, Susi, di hadapan hakim MK, membeberkan keterangan soal DPT fiktif yang ia temukan di kompleks perumahan tempat dia berdomisili.
Namun, dalam persidangan di MK saat hakim menggali keterangannya lebih lanjut Susi mengaku saat memantau di TPS tidak melihat ada orang yang dia tidak kenal yang ikut memilih. (OL-2)
Partai akan menyiapkan kader internal yang dinilai layak maju pada pilkada
Nota kesepahaman sudah dilakukan Partai NasDem dan Gerindra. Mereka masih membuka kesempatan bagi partai lain jika ingin bergabung.
Dengan koalisi ini, kedua partai berupaya membangun Kota Tasikmalaya bersama-sama
Komposisi calon anggota dewan yang terpilih masih didominasi wajah lama dengan perbandingan 27 orang anggota DPRD periode 2019-2024 dan sisanya 23 orang merupakan wajah-wajah baru.
Mereka menilai Dhani muncul tanpa melalui proses penjaringan yang telah dilakukan DPC Gerindra Kota Bandung
Optimisme itu tak terlepas dari efek dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved