Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMERINTAH Kabupaten Flores Timur, Provinsu Nusa Tenggara Timur telah mengupayakan menyediakan pompa air, pembangunan sumur bor, membuka jaringan endapan hingga optimalisasi lahan kering, dalam menangani masalah kekeringan.
Sekda Flores Timur sekaligus Kepala BPBD setempat, Paulus Igor Geroda saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya meminta semua pihak bisa bersinergi untuk mengatasi ancaman kekeringan melalui kolaborasi melibatkan TNI, Polri, swasta dan masyarakat.
"Saat ini kami terus berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk menangani langsung dampak kekeringan, seperti dinas pertanian, dinas lingkungan hidup. BPBD terus melakukan pantauan dengan segala upaya yang dapat mengurangi dampak kekeringan. Selain itu, kami pun berkoordinasi dan menggandeng pihak-pihak ketiga, seperti pamsimas, untuk membantu mengatasi dampak kekeringan. Kami saat ini membangun koordinasi dengan seluruh pihak, dan membutuhkan kerja sama dari setiap level masyarakat, mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten, swasta, TNI-Polri dan masyarakat untuk saling bahu membahu menangani masalah kekeringan," pungkas Paulus.
baca juga: Gotong Royong Tanggulangi Kekeringan
"Di beberapa tempat misalnya, saya sudah melihat upaya masyarakat secara sadar mulai mengatasi dampak kekeringan. Seperti membangun sumur resapan maupun sumur bor dengan swadaya masyarakat sendiri, menggunakan dana desa untuk perluasan jaringan air dan irigasi. Adapula yang membuka jaringan air endapan dengan usaha sendiri dengan alat seadanya. Semua itu tentunya merupakan bentuk kesadaran bersama untuk mengatasi kekeringan di daerah ini," sambung Anton. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved