Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
KEMARAU panjang memicu terjadinya kekeringan dan krisis air bersih menyebabkan meningkatnya kassus diare dan ispa di Kabupaten Flores Timur. Data dari dinas kesehatan Flores Timur menyebutkan penyakit paling banyak terjadi di musim kemarau adalah infeksi saluran pernapasan akut (ispa) dan diare. Dalam kurun lima bulan terhitung dari Januari hingga Mei tercatat 18.079 kasus ispa, dan 892 kasus penyakit diare.
Kepala Dinas Kesehatan Flores Timur, Ogi Silimalar melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sudirman Kia, mengatakan saat ini para petugas kesehatan terus memantau dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ispa dan diare.
"Ada dua jenis penyakit yang saat ini meningkat akibat kemarau, yaitu penyakit ispa yaitu gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek karena musim kemarau ini sering berdebu, angin yang cukup keras serta terjadinya perubahan suhu, sehingga kasus ispa ini meningkat. Selain itu kami pun waspada terhadap penyakit diare yang saat ini juga meningkat karena mulai berkurangnya air bersih akibat kekeringan," ujar Sudirman, Senin (5/8).
baca juga: Operasional KA di Bandung Sempat Terganggu Saat Listrik Padam
Sudirman menambahkan bahwa dari laporan 21 puskesmas yang ada di Flores Timur memang terjadi peningkatan penyakit ispa dan diare, yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa. Pasalnya dalam kurun waktu lima bulan mulai Januari hingga Mei ada 18.079 kasus ispa. Sedangkan kasus diare sebanyak 892 kasus.
"Kami berharap warga harus mulai membiasakan pola hidup sehat untuk membentengi diri dari penyakit, dan menjaga kebersihan lingkungan," pungkasnya. (OL-3)
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Usulan ini didasarkan pada data BMKG yang memprediksi puncak musim kemarau akan berlangsung pada Juli-Agustus mendatang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved