Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

BPBD Optimistis Jember Bebas dari Dampak Kekeringan

Usman Afandi
02/8/2019 11:30
BPBD Optimistis Jember Bebas dari Dampak Kekeringan
Sejumlah anak memanggul jerigen berisi air bersih di Desa Jambearum, Sumberjambe, Jember, Jawa Timur.(ANTARA/Seno)

MUSIM kemarau 2019 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember belum menerima laporan terkait dampak kekeringan. Hal tersebut diungkapan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, Jumat (2/8).

Kepada Media Indonesia, Heru mengungkapkan wilayah kerjanya masih terbilang aman. Namun, ia juga mewaspadai karena di wilayah Jember ada lima kecamatan dari 31 kecamatan yang diantisipasi akan mengalami dampak kekeringan,

"Sampai detik ini, wilayah Jember masih aman. Dan kami juga belum menerima laporan,  Namun kami tetap mewaspadai," ungkap Heru.

Menurut Heru, lima kecamatan yang diwaspadai akan mengalami dampak kekeringan tersebut yakni Kecamatan Silo, Pakusari, Sumberjambe,  Arjasa, dan Patrang  

Baca juga: Kebakaran Lahan Kian Meluas, Pembakar Lahan Ditangkap

Namun, di antara lima kecamatan tersebut ada satu kecamatan yang perlu diantisipasi yaitu Kecamatan Sumberjambe. Karena, di wilayah kecamatan itu, pada 2018, pernah terjadi dampak kekeringan.

BPBD Jember, dalam musim kemarau sekarang, sudah melakukan antisipasi yakni dengan melakukan koirdinasi intensif ke desa yang berpotensi kekeringan.

"Kami sudah menyiapkan anggaran. Apalagi kami juga dapat CSR dari perusahaan air minum. Jadi jika sewaktu-waktu ada desa yang terdampak kami sudah siap," terang Heru.

BPBD Jember juga mengimbau segenap masyarakat, jika memang terjadi kekeringan untuk segera cepat melapor agar BPBD segera melakukan tindakan, yakni dengan pengiriman air ke wilayah tersebut.

Sementara itu, di wilayah Kecamatan Pakusari, masyarakat belum merasakan dampak kekeringan.

Salah satu warga, Irfan, 23, mengaku jika terjadi dampak kekeringan biasanya banyak warga yang mandi di aliran sungai,

"Masih belum terasa, biasanya jika musim kemarau tiba warga di sini banyak yang mandi di sungai," tutup Irfan yang juga merupakan mahasiswa di Jember. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik